Berita Viral

Kisah Rizki Nurfadhilah, Kiper Muda yang Dijanjikan Karir Bola, Berujung Kerja Paksa di Kamboja

Rizki Nurfadhilah diduga ditipu oleh seseorang yang mengaku sebagai manajer klub profesional asal Medan.

Editor: Lisna Ali
kolase Youtube channel tv one news
KISAH RIZKI - Nasib pilu menimpa kiper muda asal Bandung, Jawa Barat, Rizki Nurfadhilah. Pemuda berusia 18 tahun ini kini dilaporkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

TRIBUNPALU.COM - Nasib pilu menimpa kiper muda asal Bandung, Jawa Barat, Rizki Nurfadhilah.

Pemuda berusia 18 tahun ini kini dilaporkan menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Rizki Nurfadhilah saat ini berada di Kamboja dalam kondisi memprihatinkan.

Kabar ini mencuat setelah neneknya, Imas Siti Rohanah (52), meminta tolong kepada pemerintah.

Nenek Rizki mengunggah permohonan agar cucunya bisa segera dipulangkan ke Indonesia.

Imas Siti Rohanah juga menceritakan sosok cucu kesayangannya itu.

Baca juga: Belanja Pegawai di KUA PPAS 2026 Capai Rp1,192 Triliun, Hampir Separuh APBD Banggai

Sosok dan Keseharian Rizki Nurfadhilah

Rizki merupakan pemuda asal Babakan Cilisung, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Ia dikenal memiliki hobi bermain sepak bola sejak usia dini.

Cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional di klub besar.

Perjuangan Rizki menuju karir profesional terhenti karena dugaan penipuan.

Rizki ditipu oleh seseorang yang mengaku sebagai manajer klub profesional asal Medan.

"Jadi awalnya Fadhil tahu seleksi itu dari media sosial Facebook, lalu ada orang yang mengaku sebagai manajemen itu." 

"Katanya, mau seleksi masuk PSMS Medan dan untuk gabung SSB Sparta FC di Medan," ujarnya Imas Siti Rohanah pada Selasa (18/11/2025).

Imas menyebut Rizki adalah jebolan Sekolah Sepak Bola (SSB) lokal.

Rizki juga pernah berlatih di Diklat Persib sebagai penjaga gawang atau kiper.

"Dia dulunya ikut SSB Hasebah. Pernah juga di Persib Junior atau Diklat Persib. Makanya mungkin dia mudah diiming-imingi ikut seleksi."

"Tapi SSB-nya, katanya tidak tahu kalau dia pergi ke Medan. Baru tahu setelah viral," terang Imas.

Latar belakang ini membuat Rizki mudah diiming-imingi janji palsu.

Dalam kesehariannya, Rizki dikenal sebagai sosok yang periang dan aktif bersosialisasi.

Selain berlatih bola, ia sering membantu keluarganya berjualan cokelat.

Baca juga: Tujuh Pelanggaran Prioritas dan Penekanan Kapolres Sigi pada Operasi Zebra 2025

"Dia tidak manja, tapi mungkin karena ibunya di Hong Kong dan ayahnya bekerja, dia banyak menghabiskan waktu bersama pamannya."

"Pamannya punya usaha cokelat, jadi dia sering bantu-bantu di sana. Selain itu, dia latihan bola. Sehari-harinya seperti anak-anak lain," ucapnya.

Sempat Diimingi iPhone

Ternyata Rizki sempat diiming-imingi bakal diberikan ponsel iPhone selama perjalanan.

"Diiming-imingi selama tiga bulan dikasih iPhone," pungkas Dedi dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan tv one news pada Selasa (18/11/2025).

Setelah ke Jakarta, Rizki pun kabarnya bakal diterbangkan ke Medan.

Tapi ternyata, Rizki tidak benar-benar dibawa ke Medan melainkan diputar-putar ke beberapa daerah.

Rizki justru diterbangkan ke Malaysia sebelum akhirnya dibawa ke Kamboja.

Tiga hari kemudian, Rizki baru bisa mengabari sang ayah.

Yakni pada 29 Oktober 2025, Rizki bercerita ke Dedi kalau ia sedang berada di Kamboja.

Padahal awalnya agen tersebut menjanjikan akan membawa Rizki ke Medan, lalu ke Bali.

"Dari Medan, terbang lagi bilangnya ke Bali, ternyata bukan ke Bali, ternyata ke Malaysia. Dari Malaysia langsung terbang ke Kamboja," imbuh Dedi.

Baca juga: Polres Buol Terima Supervisi Kesehatan dari Polda Sulteng, Fokus Keamanan Pangan dan Klinik

Keluarga Khawatir dengan Kondisi Rizki Nurfadhilah

Keluarga kini sangat khawatir dengan kondisi Rizki di Kamboja.

Neneknya mengungkapkan bahwa Rizki sering mendapatkan perlakuan buruk atau penyiksaan.

"Dia sering disiksa. Disiksanya seperti disuruh push-up ratusan kali, disuruh membawa galon ke lantai sepuluh. Padahal anak sekecil itu jelas tidak terbiasa kerja seperti itu," ujarnya.

Rizki dipaksa bekerja sebagai penipu atau scammer di platform percintaan.

Jika ia tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, ia akan dihukum fisik.

Hukuman yang diterima termasuk disuruh push-up ratusan kali.

Ia juga pernah disuruh membawa galon air ke lantai sepuluh.

Imas berharap pemerintah daerah dan pihak terkait bisa bertindak cepat.

Keluarga meminta Rizki Nurfadhilah dipulangkan dalam kondisi selamat dan sehat.

"Kami berharap cucu kami bisa cepat dipulangkan dalam keadaan sehat. Kami minta semua pihak terkait, terutama pemerintah, membantu memulangkannya secepat mungkin," ucapnya.

Baca juga: Sosok Cucun Ahmad, Wakil Ketua DPR yang Kini Minta Maaf Buntut Omongan MBG Tak Perlu Ahli Gizi

Dedi Mulyadi Bantu Kiper Muda Bandung yang Jadi Korban TPPO di Kamboja

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memastikan bakal menangani kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa remaja asal Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung bernama Rizki Nur Fadhilah (18).

Dedi mengaku baru tahu jika ada warganya di Kabupaten Bandung yang kini bekerja di Kamboja sebagai "penipu" dengan modus platform percintaan.

“Saya baru dengar sekarang. Ya sudah kita tangani deh. Saya baru dengar sekarang malah itu,” ujar Dedi, di Sabuga ITB, Selasa (18/11/2025).

Dikatakan Dedi, sejak awal Pemprov Jabar sudah melarang warganya agar tidak mudah percaya dengan iming-iming bekerja di luar negeri, tanpa lembaga yang jelas.

"Ya, kalau saya kan provinsi itu sudah jelas melarang. Bila perlu nanti saya keluarin lagi peraturan gubernur larangan warga Jabar untuk pergi ke daerah ini, daerah ini yang kemudian di negara tersebut menimbulkan penderitaan dan jumlahnya banyak,” katanya. 

Masalah TPPO ini, kata Dedi, harus ditangani secara serius, karena jumlahnya relatif banyak dan Pemerintah selalu kebagian memulangkan warga yang sudah menjadi korban.(*)

Sumber: TribunBogor/Tribunnews

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved