Palu Hari Ini
Direktur RSUD Undata Bantah Tuduhan Pelayanan Bobrok, Ungkap Langkah Pembenahan
Menurut Herry, penilaian terhadap rumah sakit tidak bisa dilakukan hanya berdasarkan satu atau dua keluhan pasien.
Penulis: Robit Silmi | Editor: Fadhila Amalia
Tidak hanya itu, Katanya ia baru saja pulang dari Jakarta bersama Gubernur Anwar Hafid untuk mengusulkan pembangunan dua gedung rawat inap baru di Kementerian PUPR.
“Kami hampir tiap tahun mengusulkan bikin ini bikin itu, tapi memang kita akui keuangan terbatas. Dua gedung ini kapasitasnya 402 tempat tidur per gedung. Statusnya kelas rawat inap standar atau KRIS,” ungkapnya.
Herry menyebut, pembangunan dua gedung itu direncanakan berlangsung dalam dua tahap agar rumah sakit lebih representatif dan mampu memenuhi kebutuhan pasien.
Ia menegaskan manajemen RSUD Undata berkomitmen terus meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
Menurutnya perjalanan manajemen RSUD Undata meraih berbagai penghargaan melalui berbagai proses dan tantangan yang tidak mudah.
Baca juga: Riset MSC: Social Commerce Tumbuh Pesat, Tapi Perempuan Masih Tertinggal di Ekonomi Digital
Penghargaan itu diantaranya Akreditasi Paripurna dari Lembaga Akreditasi Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (LAM-KPRS) serta piagam penghargaan dari BPJS Kesehatan RI sebagai terbaik 3 nasional kategori rumah sakit tipe B yang berkomitmen pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tahun 2022.
Sejarah RSUD Undata Palu
RSUD Undata Palu, sebagai rumah sakit rujukan utama di Sulawesi Tengah, memiliki sejarah panjang yang dimulai dari fasilitas sederhana hingga menjadi rumah sakit modern dan terakreditasi saat ini.
Awal Pendirian (1972)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata didirikan secara resmi pada 7 Agustus 1972.
Pendiriannya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 59/DITTAP/1072.
Pada awalnya, rumah sakit ini berlokasi di pesisir Teluk Palu dengan status sebagai rumah sakit kelas C.
Kapasitas tempat tidurnya saat itu masih sangat terbatas, yaitu hanya 50 tempat tidur.
Nama "Undata" diambil dari bahasa Kaili, suku asli Palu, yang berarti "Obat Kita".
Pemberian nama ini mencerminkan semangat pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat.
Peningkatan Status dan Pindah Lokasi
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan kesehatan, RSUD Undata terus berkembang dan mengalami peningkatan status serta relokasi:
Untad dan APINDO Sulteng Kolaborasi Cetak Wirausaha Muda Berdaya Saing Global |
![]() |
---|
Anggota DPRD Sulteng Usulkan MBG Dialihkan Jadi Dana Tunai untuk Orang Tua Siswa |
![]() |
---|
KPID Sulteng dan FISIP Untad Jalin Kerja Sama Tingkatkan Kualitas Siaran TV 2025 |
![]() |
---|
Marselinus Desak Perombakan Manajemen RSUD Undata: Pelayanan Dinilai Tak Layak |
![]() |
---|
Marselinus Sidak RSUD Undata Palu, Temukan Pasien Bawa Kipas Sendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.