Palu Hari Ini
Program Dapur Sehat Dimulai, Pemkot Palu Targetkan Tekan Angka Stunting Jadi 11 Persen
Pemkot Palu meluncurkan program pemberian makanan tambahan bagi balita stunting melalui mekanisme dapur sehat.
Penulis: Zulfadli | Editor: Fadhila Amalia
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli
TRIBUNPALU.COM, PALU – Angka stunting di Kota Palu masih menjadi persoalan kesehatan serius, terutama pada anak-anak di bawah usia dua tahun.
Saat ini, prevalensi stunting di Kota Palu tercatat 25,6 persen.
Pemerintah Kota Palu menargetkan angka tersebut turun hingga 11 persen.
Sebagai langkah percepatan, Pemkot Palu meluncurkan program pemberian makanan tambahan bagi balita stunting melalui mekanisme dapur sehat.
Baca juga: Program Dapur Sehat Dimulai, Pemkot Palu Targetkan Tekan Angka Stunting Jadi 11 Persen
Program ini resmi dimulai di dua kelurahan, yakni Kelurahan Lolu Utara dan Besusu Barat, Rabu (1/10/2025) pagi.
Di Kelurahan Lolu Utara, terdata tujuh balita stunting, sementara di Besusu Barat tercatat sebelas anak.
Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, mengatakan program ini akan berjalan selama 90 hari dengan target adanya perubahan kondisi pada anak-anak stunting.
“Kita launching di seluruh kelurahan untuk penanganan dan pencegahan stunting. Kita berharap dengan program selama 90 hari ke depan, itu terjadi perubahan pada anak-anak yang di bawah dua tahun, yang kategorinya stunting,” ujar Imelda usai kegiatan.
Ia menambahkan, seluruh stakeholder dilibatkan dalam program ini, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah.
Baca juga: Chord Gitar Jatuh Suka - Tulus: Ini Semua Bukan Salahmu Punya Magis Perekat yang Sekuat Itu
Keterlibatan masyarakat juga dinilai penting, salah satunya melalui program orang tua asuh.
“Harapannya akan banyak bapak angkat, ibu angkat, dan pihak lain yang bersama-sama mendukung pencegahan stunting,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, dapur sehat akan rutin menyiapkan makanan bergizi setiap hari.
Menu yang disediakan bervariasi, mulai dari telur, tempe, hingga sayur-sayuran, untuk menambah nafsu makan balita stunting.
Nirma, warga Lolu Utara yang cucunya masuk dalam kategori stunting, mengaku senang dengan adanya program tersebut.
Baca juga: Hapus Nama dan Foto Suami di IG, Benarkah Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Retak?
“Gembira ada makanan begitu dan cucu ini dapat makanan sehat. Biar ada nafsu makannya anak ini,” ucap Nirma.
Dengan kolaborasi lintas sektor, program dapur sehat Pemkot Palu berharap dapat memperbaiki gizi balita stunting sekaligus menekan angka kasus di Kota Palu.
Program dan Upaya Penurunan Stunting
Pemkot Palu sangat aktif dalam melakukan intervensi, bahkan meraih penghargaan sebagai salah satu kota terbaik dalam kinerja aksi konvergensi percepatan penurunan stunting di tingkat Provinsi Sulawesi Tengah.
Beberapa program utama meliputi:
A. Konvergensi Lintas Sektor
Penanganan stunting di Palu dilakukan secara terpadu melalui Rembuk Stunting tahunan yang melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), institusi pendidikan (seperti Universitas Tadulako), BKKBN, dan sektor swasta.
Ini bertujuan memastikan semua aspek (kesehatan, air bersih, sanitasi, ekonomi, dan pendidikan) ditangani bersama.
B. Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting)
Ini adalah program inovasi unggulan Pemkot Palu yang melibatkan pihak swasta dan asosiasi. Swasta/lembaga ditunjuk sebagai "orang tua asuh" yang bertugas memberikan makanan tambahan secara teratur selama periode tertentu (misalnya enam bulan) kepada balita sasaran stunting.
Program ini bertujuan meringankan beban ekonomi keluarga dan memastikan asupan gizi terpenuhi.
C. Intervensi Gizi Spesifik
Intervensi ini difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) — sejak janin hingga anak berusia dua tahun. Program ini mencakup:
Pemberian makanan tambahan untuk anak-anak terindikasi stunting dan ibu hamil.
Penyuluhan dan edukasi gizi, terutama mengenai ASI Eksklusif, sanitasi, dan pentingnya imunisasi lengkap.
Peresmian "Dapur Sehat" di beberapa wilayah untuk memastikan penyediaan makanan tambahan yang bergizi.
D. Peran Kelembagaan
Tim Penggerak PKK di tingkat kelurahan dan kecamatan dilibatkan sebagai penggerak utama di lapangan untuk menyusun rencana aksi penanggulangan stunting.
Pemkot Palu juga bekerja sama dengan organisasi profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), untuk melakukan bakti sosial dan intervensi kesehatan langsung di kelurahan dengan kasus stunting tertinggi.(*)
Kota Palu
Pemerintah Kota Palu
Kelurahan Lolu Utara
Wakil Wali Kota Palu
Imelda Liliana Muhidin
Stunting
Besusu Barat
Imelda
Raih Hibah Rp2 Miliar, PAIR Sulawesi Lakukan Riset Kesehatan di Kota Palu dan Buton Tengah |
![]() |
---|
Profil Kadek Bramdhika, Asal Desa Sindang Sari Banggai, Lulus S3 di Usia 25 Tahun |
![]() |
---|
Kadek Bramdhika, Doktor Termuda di Sulteng pada Usia 25 Tahun dari Universitas Tadulako |
![]() |
---|
Pemkot Palu Dorong Pendidikan Mitigasi Bencana Masuk Kurikulum Sekolah |
![]() |
---|
Anak-anak PAUD IT Pelita Palu Belajar Mitigasi Bencana Sejak Dini di Kantor Basarnas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.