Donggala Hari Ini
Bedak Tradisional Lingkao Diperkenalkan ke Generasi Muda di Donggala Lewat Workshop
Program ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya lokal yang mulai jarang ditemui di kalangan generasi muda.
Penulis: Misna Jayanti | Editor: Regina Goldie
Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti
TRIBUNPALU.COM, DONGGALA - Tradisi pembuatan bedak Lingkao, warisan leluhur suku Kaili, dikenalkan kembali kepada generasi muda melalui workshop dua hari yang digelar di Kantor SKB Mavali, Kelurahan Gunung Bale, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Minggu (23/11/2025).
Kegiatan yang difasilitasi BPK Wilayah XVIII melalui program fasilitasi pemajuan kebudayaan ini mengusung tema Pengetahuan Tradisional Berbahan Rempah-Rempah pada Suku Kaili.
Program ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya lokal yang mulai jarang ditemui di kalangan generasi muda.
Workshop berlangsung sejak 22 hingga 23 November 2025 dan diikuti 33 peserta.
Baca juga: Siasat Licik Ayah Tiri Alvaro, Pura-pura Bantu Cari Korban, Ternyata Otak Pembunuhan
Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai tokoh masyarakat, ketua forum TBM, Duta Baca Kabupaten Donggala, dosen sejarah Universitas Tadulako, guru, pegiat budaya dan literasi, pamong belajar SKB, pemerhati sejarah lokal, mahasiswa, hingga masyarakat sekitar.
Tiga narasumber dihadirkan dalam kegiatan tersebut, yakni Maestro Bedak Lingkao Asdar Nasar, pemerhati budaya Zulkifli Pagesa (Uun), dan Jamrin Abu Bakar.
Para pemateri memberikan penjelasan mulai dari sejarah, kandungan, hingga filosofi rempah dalam budaya Kaili.
Peserta mendapatkan empat materi utama, yakni pemanfaatan rempah dalam kebudayaan Kaili oleh Jamrin Abu Bakar.
Dilanjutkan dengan materi Donggala sebagai bagian dari jalur rempah Nusantara oleh Zulkifli Pagesa atau yang biasa disapa Uun.
Baca juga: Aliansi Honorer Minta KemenPAN-RB Buka Kembali Link Pengusulan PPPK di Palu
Asal mula pembuatan bedak tradisional Lingkao dijelaskan oleh Asdar Nasar.
Pada hari kedua, peserta juga mendapatkan strategi penguatan, promosi, dan pemasaran bedak Lingkao oleh Jamrin Abu Bakar.
Usai materi, peserta mengikuti praktik langsung meracik bedak Lingkao bersama maestro Asdar Nasar.
Momen ini menjadi bagian paling dinanti peserta, karena mereka dapat menyaksikan secara detail proses pembuatan bedak yang biasa digunakan untuk bayi dan remaja dalam tradisi Kaili.
Bedak Lingkao sendiri dibuat dari campuran 24 jenis dedaunan dan rempah-rempah.
Selain untuk kecantikan dan perawatan kulit, bedak ini dipercaya memiliki manfaat kesehatan dan telah digunakan turun-temurun oleh masyarakat Kaili.
Ketua Panitia, Mas Intan berharap kegiatan ini dapat memperkuat kesadaran masyarakat terhadap potensi budaya lokal sekaligus mendorong regenerasi pelaku budaya Kaili di Kabupaten Donggala.
"Kami ingin Lingkao tidak hanya dikenal sebagai warisan nenek moyang, tetapi juga menjadi kebanggaan generasi muda Kaili. Harapannya, tradisi ini tetap hidup dan berkembang mengikuti zaman tanpa kehilangan nilai budaya yang diwariskan," ungkapnya. (*)
| Fraksi Perindo DPRD Donggala: APBD 2026 Harus Jadi Kontrak Sosial bagi Rakyat |
|
|---|
| Sembilan Fraksi DPRD Donggala Setuju Rancangan APBD 2026 |
|
|---|
| Rancangan APBD Donggala 2026 Fokus Penguatan Ekonomi, Peningkatan Infrastruktur dan Mitigasi Bencana |
|
|---|
| Operasi Zebra Tinombala 2025, Polres Donggala Tegakkan Hukum dengan Edukasi dan Humanis |
|
|---|
| DTSEN 2025 Disosialisasikan, Dinsos Donggala Perkuat Akurasi Data Kemiskinan dan Penyaluran Bansos |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/adaawr3wq232q32q.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.