Jokowi Dinilai Sindir Pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman, Sudjiwo Tedjo: Kurangi Aura Kecutnya
Budayawan Sudjiwo Tedjo mengomentari video Presiden Jokowi saat menyindir Ketum Partai Nasdem Surya Paloh di HUT Partai Golkar ke-55.
Pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman saat itu berlangsung dengan akrab. Terdapat momen keduanya saling berangkulan di hadapan kamera pewarta.
Hasil pertemuan tersebut juga menyatakan tiga hal. Pertama, kedua partai sepakat untuk memperkuat check and balance atau fungsi pengawasan terhadap pemerintah di DPR.
Kedua, Nasden dan PKS sepakat menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga, mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, yakni antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agana dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.
• Nilai Anies Baswedan Gubernur Amatiran, Politisi PSI Beri Ultimatum Ini untuk Gubernur DKI
• Staf Khusus Anies Baswedan Tuntut Lion Air Rp 100 M,Traveloka hingga Angkasa Pura ikut jadi Tergugat
Surya Paloh dan PKS
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memahami perbedaan sikap politik antara partainya dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS).
Ia menghargai sikap PKS yang memilih tetap menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.
Namun, Paloh mengatakan, tidak menutup kemungkinan Nasdem dapat sejalan dengan PKS dalam hal menjalankan fungsi penyeimbang di DPR terhadap kebijakan pemerintah.
"Ketika ada pesan yang memang jelas bisa ditangkap oleh konstituen, kedua institusi partai politik ini, kami bisa bergandengan tangan bersama," ujar Paloh saat memberikan keterangan seusai bertemu Presiden PKS Sohibul Iman di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
"Kami bisa lebih hangat bersama, kami bisa sharing ide bersama," lanjut dia.
Paloh mengatakan, dalam negara demokrasi yang sehat, dibutuhkan kekuatan penyeimbang dan menjalankan sistem check and balance.
Di sisi lain, pemerintah yang sehat pun harus mampu menerima kritik yang solutif dan membangun.
Ia mengatakan, pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada lagi pihak-pihak yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
"Pemerintah membutuhkan pikiran kritis. Tapi yang kami sepakati, pikiran kritis ini dilandasi oleh niat baik, pikiran yang mengkritisi secara konstruktif, bukan saling merusak menjatuhkan, tapi dengan semangat membangun," tutur dia.
"Nah, itu sebetulnya yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kami percaya itu memberikan sumbangsih bagi satu proses pendidikan politik yang ada di negeri ini," lanjut Paloh.
(Tribunnewsbogor.com/Vivi Febrianti)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Jokowi Sindir Surya Paloh di HUT Golkar, Sudjiwo Tedjo: Tinggal Menghilangkan Sedikit Aura Kecutnya