Kisah Sutarji, Kolektor Benda Klenik yang Kini Punya Museum, Kisahnya Bermula dari Ingin Lihat Hantu
Hobi Sutarji (62) warga Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung ini memang aneh. Ia suka mengumpulkan barang-barang berbau klenik.
Helm-helm ini diambil dari lokasi kecelakaan ruas jalan raya Tulungagung-Blitar, Desa Aryojeding.
Di bagian bawah lemari juga tersimpan sebuah tambang warna biru.
Tambang yang lazim dipakai tali sapi ini bekas dipakai untuk alat gantung diri.
Kemudian di dinding tertempel sejumlah jaket, semuanya bekas orang meninggal dunia kecelakaan.
Ada juga sepasang pakaian pengantin adat Jawa berwarna hitam.
Sama seperti koleksi yang lain, sepasang baju pengantin ini juga bekas orang meninggal dunia bersama, tahun 1974.
Sepasang pengantin ini meninggal dalam sebuah kecelakaan lalu lintas, di Sendang Biru, Kabupaten Malang.
Ada pula sejumlah cungkup makam yang menjadi koleksi.
Cungkap adalah bangunan mirip gazebo di atas makam, dengan tujuan melindungi makam dari panas atau hujan.
Cungkup-cungkup itu disulap jadi gazebo mini, untuk menaruh koleksi lainnya.
3. Keranda pembawa sial dibawa pulang
Sebuah keranda mayat yang dilengkapi roda juga diletakkan di halaman samping rumah Sutarji
Ayah dua anak ini berkisah, keranda mayat itu berasal dari daerah Wlingi, Kabupaten Blitar.
Sebelumnya, keranda ini dibuang, karena dianggap membawa sial.
Sebab dalam waktu 47 hari, ada 43 orang meninggal dunia dan diangkut dengan keranda ini.