Lockdown atau Isolasi Pasien? Ini Pendapat WHO Langkah Mana yang Efektif Perangi Corona

(WHO) mengungkap jika strategi lockdown tidak begitu efektif untuk memerangi virus corona

Editor: Imam Saputro
Shutterstock
Virus Corona 

TRIBUNPALU. COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap jika strategi lockdown tidak begitu efektif untuk memerangi virus corona.

Menurut pakar darurat terkemuka WHO, Mike Ryan, ada berbagai langkah kesehatan dari masyarakat yang harus diterapkan agar virus tidak semakin menyebar.

"Yang harus kita fokuskan adalah menemukan pasien Covid-19, mereka yang memiliki virus dan mengisolasi mereka."

"Kemudian menemukan orang yang telah kontak dengan mereka (pasien positif Covid-19) dan mengisolasi mereka," kata Mike Ryan saat interview di BBC, mengutip The Star, Minggu (22/3/2020).

Viral Video Kocak tapi Ngena ala Bintang Emon soal Corona: Jangan sampai Meninggal karena Bercanda

Ryan mengungkap yang berbahaya dari lockdown adalah masyarakat tidak menerapkan langkah kesehatan yang lebih kuat.

"Bahayanya lockdown adalah jika kita tidak menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang kuat."

"Ketika aturan pembatasan gerak dan lockdown dihentikan, maka bahaya penyakit akan kembali lagi," tambahnya.

Sebagian besar Eropa dan AS mengikuti China dan negara-negasa Asia lainnya melakukan lockdown untuk melawan virus corona baru.

Semua orang diminta bekerja dan belajar dari rumah.

Seluruh sekolah, restoran, dan tempat hiburan ditutup.

Ryan berkata, kasus di China, Singapura, dan Korea Selatan yang menggalakkan pengujian pada setiap kemungkinan pasien Covid-19 telah berhasil menekan angka pertumbuhan khusus.

Bukan Lewat Lockdown, Sri Sultan Ajak Warga Lawan VIrus Corona Lewat Slow Down dan Calm Down

Kini justru Eropa yang menggantikan posisi Asia sebagai pusat pandemi.

"Setelah kami menekan transmisi, kami harus mencari virusnya. Kita harus berjuang melawan virus," tegas Ryan, mengutip dari Kompas.com.

Upaya lockdown di berbagai negara membuat hampir satu miliar orang terkurung di rumah mereka.

Pandemik yang 'mengamuk' itu telah memaksa penutupan atau lockdown di 35 negara.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved