Virus Corona
Jenazah Covid-19 Hilang setelah Terlantar di Jalanan Ekuador, Keluarga: Jasad Pamanku Entah di Mana
Ekuador kewalahan, jenazah Covid-19 terlantar di jalanan, bahkan ada yang hilang. Ini kisah-kisah warga Guayaquil saat hadapi sulitnya pemakaman.
Alasannya yakni terkait tradisi di kota itu bahwa pemursalaan harus disaksikan keluarga.
Hal itu diungkapkan oleh ahli sosiologi asal Guayaqui, Hector Chiriboga kepada BBC Mundo.
"Di kota ini orang menunggu saudara mereka yang tinggal dan kerja di Eropa untuk kembali. Jenazah lalu dimandikan dan didandani. Sedangkan kremasi sangat dipandang buruk oleh Gereja Katolik,” kata Hector Chiriboga.
“Pemakaman massal itu pukulan bagi masyarakat yang punya ritual dalam kematian dan pemakaman. Mereka Kristen atau Katolik dan mereka akan sakit hati seandainya ritual pemakaman tidak dijalankan,” lanjutnya.
• Warga Tolak Pemakaman Mantan Anggota DPRD Sulsel: Kalau Masih Ingin Hidup Enak Jangan Kubur di Sini!
Sementara penolakan serupa juga disampaikan Jorge Wated selaku kepala gugus tugas pemakaman yang dibentuk Presiden Lenin Moreno.
Ia mengaku tak akan menerima tugas dari presiden apabila diperintahkan untuk membuat pemakaman massal.
"Saya menerima tugas ini untuk membawa mereka yang meninggal dari rumah dan rumah sakit di Guayaquil, dan mereka yang tak bisa mendapat layanan pemakaman bisa dimakamkan dengan layak secara Kristen, di halaman gereja di kota ini," katanya.
Namun, Jorge Wated menyatakan keluarga korban tidak boleh menghadiri pemakaman.

Kontainer jadi kamar mayat darurat
Solusi kemudian datang dari Presiden Lenin Moreno untuk mengatasi membeludaknya jenazah di kota itu.
Dikutip dari CNN, dalam pidato kenegaraannya pada Kamis (2/4/2020) menyerukan keterbukaan data di semua tingkat pemerintahan mengenai jumlah kasus virus corona di setiap wilayah.
"Sangat penting untuk mengatakan yang sebenarnya, jumlah kasus dan kematian, catatannya tak mencukupi," kata Presiden Lenin Moreno.
• Video Tenaga Medis Teriaki Warga saat Bawa Jenazah Covid-19: Jangan Lempar Batu, Kita Juga Manusia!
Jorge Wated mengatakan, bahwa para ahli memperkirakan antara 2.500 hingga 3.500 kematian akan terjadi beberapa bulan mendatang hanya di Provinsi Guaya saja.
Lebih lanjut, beberapa kontainer telah tiba di Kota Guayaquil untuk dijadikan kamar mayat sementara untuk menampung mayat yang belum sempat dimakamkan.
Pihak berwenang juga mengatakan, mereka berencana akan membuat ruang untuk 'pemakaman yang lebih bermartabat'.
Tetapi untuk saat ini, beberapa orang yang tinggal di Kota Guayaquil tetap terjebak dalam mimpi buruk, tanpa ada cara untuk meratapi orang yang mereka cintai, bahkan melalui pemakaman yang layak.
(TribunPalu.com/Isti Prasetya)