4 Fakta Pasien Positif Covid-19 yang Berbohong: Puluhan Orang Rapid Tes, Sempat Main ke Yogyakarta

Pasien positif Covid-19 ini mengaku tak pernah ke luar negeri ataupun berkunjung ke wilayah berstatus zona merah Corona.

KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN
ILUSTRASI Simulasi penanganan pasien terinfeksi virus corona Covid-19 di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (3/2/2020). 

TRIBUNPALU.COM - Di tengah wabah pandemi virus corona Covid-19, setiap orang yang mengalami gejala maupun pernah bepergian ke zona merah corona harus jujur.

Sebab, ketidakjujuran pasien dapat membahayakan orang lain.

Seperti kasus seorang pasien Corona di Grobogan yang sempat berbohong sebelum dirinya dinyatakan positif Covid-19.

Pria berusia 47 tahun ini berbohong, mengaku tak pernah ke luar negeri ataupun berkunjung ke wilayah berstatus zona merah Corona ketika dimintai keterangan oleh RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi, Grobogan.

Kebohongan pasien tersebut berimbas pada beberapa puluh orang yang sempat kontak dengannya, serta membuat Bupati Grobogan kecewa.

Dirangkum Tribunnews, berikut fakta-fakta pasien corona di Grobogan yang berbohong:

 

1. Sempat main ke Yogyakarta

Pasien Corona berusia 47 tahun asal Desa Bangsri, Grobogan, berbohong ketika menjalani pemeriksaan awal dan dimintai keterangan oleh pihak RSUD dr Soedjati Soemodiardjo.

Ketika ditanya, ia mengaku tidak pernah ke luar negeri ataupun pergi ke wilayah zona merah Covid-19.

Namun, pada 30 Maret 2020 lalu, pasien baru mengaku dirinya pulang dari Hong Kong Desember 2019 lalu.

Tak hanya itu, ia juga sempat bepergian ke Yogyakarta pada Maret 2020.

"Setelah ditanya lebih lanjut akhirnya pada 30 Maret, pasien baru mengaku kalau pulang dari luar negeri dan sempat main ke Jogja."

"Setelah menyampaikan keterangan itu, pasien kemudian dipindahkan ke ruang isolasi."

"Setelah sehat, pasien itu diperbolehkan pulang pada 2 April dan diminta isolasi mandiri di rumah," beber Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Titik Wahyuningsih, Jumat (10/4/2020), dilansir Kompas.com.

Pandemi Covid-19 Masih Belum Berakhir, WHO Ingatkan Jangan Buru-buru Longgarkan Lockdown

Wali Kota Bogor Bima Arya Beberkan Kondisi Pilu Tenaga Medis di RSUD Kota Bogor: Terima Kasih Semua

Ini 2 Langkah yang Diambil Ganjar Pranowo Agar Penolakan Jenazah Pasien Corona Tak Terulang Kembali

2. Berstatus PDP dan sempat dirawat intensif

Diketahui, pasien 47 tahun ini sempat menjalani perawatan intensif sejak 24 Maret 2020.

Ia datang ke RSUD Soedjati Soemodiardjo dengan gejala batuk, pilek, serta demam.

"Setelah itu sakit dan dirujuk ke RSUD dr Soedjati Soemodiardjo. Keluhan batuk, pilek dan demam," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dr Slamet Widodo, Jumat, mengutip Kompas.com.

Saat itu, ia berstatus sebagai Pasien dalam Pengawasan (PDP).

Tapi, pada 2 April 2020, ia diperbolehkan pulang untuk menjalani isolasi mandiri di rumah.

Kemudian pada 7 April 2020, dirinya kembali ke RSUD Soedjati Soemodiardjo.

Si pasien baru diketahui positif terjangkit Corona setelah hasil swab keluar baru-baru ini.

Saat itu, ia langsung dijemput untuk kembali menjalani isolasi dan swab di RSUD dr Soedjati Soemodiardjo

"Hasil swabnya baru keluar dan dinyatakan positif Covid-19," ujar dr Slamet.

"Secara klinis sudah tidak ada keluhan."

"Karena hasil swab positif, hari ini kami jemput untuk diisolasi dan jalani swab kembali di RSUD dr Soedjati Soemodiardjo," imbuh dia.

Kisah Pilu! Bocah 3 Tahun Terbakar saat Dekati Sumber Api Sambil Membawa Botol Bekas Hand Sinitizer

Apakah Ibu yang Terinfeksi Corona Boleh Menyusui Bayinya? Simak Penjelasannya

Fakta Baru Corona, Ahli Sebut Covid-19 Berkembang Jadi 3 Jenis Berbeda, Ini Bahaya dari Mutasi Virus

3. Puluhan orang jalani rapid test

Karena pasien asal Desa Bangsri berbohong mengenai riwayat perjalanannya, puluhan orang yang melakukan kontak dengannya akan menjalani rapid test.

Sebanyak 76 pegawai RSUD Soedjati Soemodiardjo diketahui sempat kontak langsung dengan si pasien.

"76 orang itu akan kita rapid test."

"Di antaranya petugas pendaftaran, IGD, dokter, perawat, hingga tenaga kebersihan," kata Wakil Direktur RSUD dr Soedjati Soemodiardjo, Titik Wahyuningsih, Jumat, dikutip dari Kompas.com.

Tak hanya pegawai RSUD, Kepala Dinas Kesehatan Grobogan, dr Slamet Widodo, mengungkapkan pihaknya akan melakukan tracing terhadap keluarga si pasien dan pasien lainnya.

Pasalnya, ia sempat dirawat di bangsal Aster RSUD Soedjati Soemodiardjo pada 24-30 Maret 2020 bersama pasien lainnya.

Selain itu, ia juga sempat mendatangi dokter di wilayah Sragen.

"Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinkes Sragen untuk tracing."

"Sebab pasien positif Covid-19 itu sempat periksa ke dokter yang ada di wilayah Sragen yang aksesnya cukup dekat dengan desa Bangsri," tutur dr Slamet.

4. Bupati Grobogan kecewa

Bupati Grobogan, Sri Sumarni, kecewa atas sikap pasien asal Desa Bangsri yang tak jujur kepada petugas medis ketika memberikan keterangan.

Pasalnya, akibat sikap bohong si pasien, banyak pihak direpotkan.

Dilansir Kompas.com, Sri Sumarni pun meminta pada semua masyarakat agar tak berbohong ketika diperiksa.

"Tolong kepada masyarakat agar memberikan keterangan yang jujur pada petugas medis saat diperiksa."

"Sampaikan saja jujur jangan berbohong."

"Dengan menyampaikan keterangan yang benar maka bisa dilakukan tindakan yang tepat," ujarnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Puthut Dwi Putranto Nugroho)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul FAKTA-FAKTA Pasien Corona di Grobogan Bohong, Sempat ke Yogyakarta hingga Buat Bupati Kecewa

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved