Takut Diisolasi, Pasien Positif Covid-19 di Garut Kabur dari Rumah Sakit dan Pulang ke Rumahnya
Akibat tindakan pasien positif Covid-19 ini, warga satu kampung tempat tinggalnya akan menjalani rapid test dan diminta isolasi.
TRIBUNPALU.COM - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD dr Slamet Garut yang sempat kabur dari rumah sakit dan pulang ke kampung halamannya dikonfirmasi positif terinfeksi virus corona Covid-19.
Namun, pasien positif virus corona yang kabur itu meninggal dunia pada Rabu (1/4/2020).
Uji laboratorium pasien positif Covid-19 keempat di Garut itu baru keluar setelah tiga minggu.
Pasien itu bahkan telah meninggal sebelum hasil laboratorium diumumkan.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, hasil laboratorium PDP berusia 20 tahun tersebut baru diterima pada Senin (20/4/2020).
Meski sudah meninggal dunia, PDP itu sempat diambil sampel swab untuk diuji laboratorium pada 27 Maret 2020.
"Hasil swab tes sudah keluar dan dinyatakan positif," kata Helmi, Selasa (21/4).
• Update Covid-19 di Kota Palu Selasa 21 April 2020: 10 Pasien Positif, Tersebar di 4 Kecamatan Ini
• Kisah Pradana, Pemuda asal Solo yang Diterima di 11 Universitas di AS: Terinspirasi Maudy Ayunda
• Dilema Pekerja Terinfeksi Covid-19 di Pabrik Olahan Daging Babi, Media Ikut Desak Penutupan Produksi
Kemarin pihaknya telah melakukan tracing atau pelacakan kepada warga di Kecamatan Cigedug, tempat tinggal pria tersebut.
Warga di satu kampung akan menjalani rapid test dan diminta isolasi.
"Kemungkinannya warga di kampung itu harus isolasi mandiri. Soalnya banyak yang kontak, data sementara ada 120 orang," ujarnya.
Helmi memperkirakan, pria itu tertular dari wilayah Bogor, daerah tempatnya bekerja. Ia lalu kembali ke Garut dalam keadaan sakit.
Jubir Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Garut, Ricky Rizki Darajat mengatakan, pasien tersebut sempat pergi dari ruang isolasi pada Sabtu (28/3).
Pasien itu pulang ke rumahnya padahal masih menjalani isolasi.
Ia lalu kembali dijemput tim dari RSUD dr Slamet.
Pasien itu pulang ke rumah karena takut menjalani perawatan di ruang isolasi.