Tak Bisa Terus-terusan Pakai Mobil PCR dari BIN dan BNPB, Tri Rismaharini Buat Laboratorium Tes Swab
Pemkot Surabaya sudah diberi bantuan alat PCR oleh BIN, sehingga nantinya bisa membuat laboratorium sendiri dan bisa melakukan tes swab sendiri.
TRIBUNPALU.COM - Mobil laboratorium dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang beberapa hari ini melakukan rapid test dan tes swab, tidak bisa selamanya berada di Surabaya.
Sebab, mobil PCR tersebut harus keliling ke daerah lainnya di Jawa Timur maupun daerah lain di Indonesia.
Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah diberi bantuan alat PCR oleh BIN, sehingga nantinya bisa membuat laboratorium sendiri dan bisa melakukan tes swab sendiri.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, sementara ini pemkot meminjam ruangan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk meletakkan alat PCR itu dan membuat lab.
Sejak Rabu kemarin (3/6/2020), kata Risma, Pemkot Surabaya sudah mulai mengoperasikan laboratorium tersebut untuk melakukan tes swab.
"Sudah ada ratusan sampel yang dikirimkan ke BBTKLPP tersebut untuk dilakukan tes swab," kata Risma, di Balai Kota Surabaya, Kamis (4/6/2020).
• Anies Baswedan Kembali Perpanjang PSBB di DKI Jakarta, Bulan Juni Jadi Masa Transisi
• Hasil Otopsi Ungkap George Floyd Positif Covid-19, Kemungkinan Tidak Bergejala Sebelum Meninggal
• Kata Istana dan Kemenkominfo soal Vonis Bersalah Jokowi dan Menkominfo atas Blokir Internet di Papua
• New Normal di Tengah Pandemi, Rocky Gerung: Indonesia Merasa Ketinggalan Kalau Nggak Ikut New Normal
• Pamitnya Tri Rismaharini kepada Warga Surabaya, Pengamat: Layak Lanjut ke Level Nasional
• Seputar Pamitnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada Warga Surabaya
Risma mengatakan, selain menggunakan mobil Laboratorium PCR milik BNPB dan BIN, pemkot juga mulai mengoperasikan lab untuk tes swab.
Hal ini diperlukan untuk mempercepat keluarnya hasil tes swab tersebut.
"Kami pinjam ruangan dulu. Alhamdulillah, laboratorium sudah bisa kami gunakan. Sambil menunggu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) kami jadi," ujar Risma.
Menurut Risma, laboratorium tersebut memang harus secepat mungkin dioperasikan, apalagi alat-alat yang dibantu oleh BIN itu sudah siap dioperasikan.
Melalui cara ini, menurut Risma, tentunya akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan dites swab. "Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal," kata Risma.
Melalui cara ini, menurut Risma, tentunya akan mempercepat pemeriksaan sampel yang akan dites swab.
"Saya memang ingin secepatnya dioperasikan, supaya kehidupan warga kembali normal," kata Risma.
Sementara itu, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan, pihaknya sudah bertemu dan berkoordinasi dengan Kepala BBTKLPP Rosidi Roslan.
Kepala BBTKLPP pun menyanggupi untuk membantu Pemkot Surabaya.
"Saya sudah ketemu dengan Kepala BBPTLPP. Beliau mengatakan bahwa sehari bisa seribu sampel. Namun, karena ini masih baru, tidak bisa langsung segitu. Pelan-pelanlah ya sambil proses untuk mencapai itu," kata Fikser.
Sebelum laboratorium PCR ini digunakan, Fikser memastikan bahwa terlebih dahulu melakukan uji validasi selama dua hari.
Tujuannya, untuk memastikan hasil dari pemeriksaan ini benar-benar valid.
"Jadi, prosesnya memang harus melewati uji validasi, supaya benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan," ujar dia.
Kepala Dinas Komunikaai dan Informatika Kota Surabaya ini menuturkan, mekanisme dan hasil pemeriksaan di lab PCR yang baru dioperasikan itu tidak jauh berbeda dengan bantuan mobil lab dari BIN.
Sebab, untuk hasil esktraksi membutuhkan waktu selama 45 menit dan hasil pemeriksaan PCR-nya membutuhkan waktu 2-4 jam setiap sampelnya.
"Baru setelah itu hasil keluar, apakah pasien itu negatif atau positif," kata dia.
Di sisi lain, Fikser menuturkan Pemkot Surabaya sudah membagikan alat Virus Transport Media (VTM) kepada beberapa rumah sakit.
VTM berfungsi sebagai alat pengambilan cairan dari kerongkongan dan hidung.
"Nanti juga akan dilampiri surat dari kami berisi permohonan untuk diperiksa di lab tersebut," ujar dia.
Demi membantu kinerja di BBTKLPP, Fikser memastikan sudah mengirimkan lima petugas Pemkot Surabaya ke lab tersebut, sehingga dia berharap proses pemeriksaan sampel di lab tersebut bisa semakin cepat.
"Kepala BBTKLPP juga bilang akan full membantu Kota Surabaya," tutur Fikser.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risma Buat Laboratorium Tes Swab, karena Tak Bisa Selamanya Gunakan Mobil PCR dari BNPB dan BIN"
Penulis : Kontributor Surabaya, Ghinan Salman