Ilmuwan Sebut Ada Jejak Virus Corona di Air Limbah di Italia, Diduga Menyebar Awal Desember 2019

Para ilmuwan mengklaim virus corona Covid-19 sudah berada di Italia pada awal Desember 2019 lalu.

NICOLAS ASFOURI / AFP
Orang-orang yang memakai masker wajah di tengah pandemi coronavirus COVID-19 melintasi jalan di Beijing pada 5 April 2020. 

Hampir sebulan sebelum negara tersebut mengkonfirmasi kasus pertamanya.

Divonis Bersalah atas Kasus Pemblokiran Internet di Papua, Joko Widodo Ajukan Banding ke PTUN

Imam Nahrawi Minta KPK juga Tetapkan Taufik Hidayat sebagai Tersangka: Dia Perantara

Dokter Italia hebohkan dunia karena sebut Covid-19 sudah tidak ada

Selain virus yang ditemukan pada akhir tahun lalu, diberitakan pula sebelumnya, seorang dokter di Italia menghebohkan dunia dengan menyebut virus corona sudah tidak ada.

Padahal, Italia tengah bersiap untuk menjalankan fase terbesar terkait pelonggaran lockdown.

Mulai awal Juni kemarin, setiap turis asing diperbolehkan memasuki Italia dan masyarakat juga diizinkan melintasi region lain.

Namun, pemerintah menyatakan ini adalah salah satu fase berbahaya di tengah wabah yang sudah merenggut nyawa hingga 33.500 orang.

Sejumlah tenaga medis berfoto bersama di RS Cremona, Lombardy, tenggara Milan, Jumat (13/3/2020). Italia adalah negara dengan tingkat pandemi virus corona tertinggi di dunia mengalahkan Cina, dengan jumlah kasus positif di atas 85 ribu jiwa dan lebih dari 9 ribu orang meninggal dunia hingga 29 Maret 2020. Ganasnya penyebaran Covid-19 di Italia membuat tenaga medis yang terbatas mulai kewalahan. AFP/PAOLO MIRANDA
Sejumlah tenaga medis berfoto bersama di RS Cremona, Lombardy, tenggara Milan, Jumat (13/3/2020). Italia adalah negara dengan tingkat pandemi virus corona tertinggi di dunia mengalahkan Cina, dengan jumlah kasus positif di atas 85 ribu jiwa dan lebih dari 9 ribu orang meninggal dunia hingga 29 Maret 2020. Ganasnya penyebaran Covid-19 di Italia membuat tenaga medis yang terbatas mulai kewalahan. AFP/PAOLO MIRANDA (AFP/PAOLO MIRANDA)

Otoritas meminta setiap orang mematuhi aturan pembatasan fisik, dan mengenakan masker untuk mencegah adanya gelombang infeksi baru.

Namun, pendapat berbeda disuarakan oleh Dokter Alberto Zangrillo.

"Realitasnya, secara klinis virus corona ini sudah tidak ada lagi," ujar dia, dikutip dari Kompas.com.

Zangrillo merupakan Kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan, ibu kota Region Lombardy, yang paling parah terdampak virus corona.

Dalam wawancara dengan televisi Rai Minggu (31/5/2020) lalu, Zangrillo mendasarkan argumentasinya pada tes swab selama 10 hari terakhir.

"Pemeriksaan itu menunjukkan kandungan virus yang sangat kecil secara kuantitatif, dibandingkan pada sebulan atau dua bulan lalu," paparnya.

Seorang bocah berlari melintasi Piazza del Duomo di pusat Milan. Senin (4/5/2020). Ketika Italia mulai mengurangi  pengunciannya (lockdown), kesempatan tersebut dimanfaatkan Orang-orang Italia untuk berjalan-jalan dan mengunjungi kerabat untuk pertama kalinya dalam sembilan minggu. Italia merupakan negara yang paling terpukul di Eropa dalam penguncian nasional terlama di dunia. (AFP/Miguel MEDINA)
Seorang bocah berlari melintasi Piazza del Duomo di pusat Milan. Senin (4/5/2020). Ketika Italia mulai mengurangi pengunciannya (lockdown), kesempatan tersebut dimanfaatkan Orang-orang Italia untuk berjalan-jalan dan mengunjungi kerabat untuk pertama kalinya dalam sembilan minggu. Italia merupakan negara yang paling terpukul di Eropa dalam penguncian nasional terlama di dunia. (AFP/Miguel MEDINA) (AFP/MIGUEL MEDINA)

"Seseorang harus bertanggung jawab karena sudah melakukan teror terhadap negara ini," kata sang dokter dilansir AFP Senin (1/6/2020).

Ucapan itu tak pelak menimbulkan kehebohan dari pakar lain, dan membuat pemerintah melontarkan peringatan bahwa terlalu dini untuk berselebrasi.

Ketua Dewan Kesehatan Nasional, Franco Locatelli, mengatakan dia mengaku sangat "kaget" dengan pernyataan yang disampaikan Zangrillo.

Menurut Locatelli, melihat angka kasus infeksi baru seharusnya sudah memberi gambaran penyebaran virus yang terbilang ganas di sana.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Virus Corona Diduga Telah Muncul di Italia Sejak Desember 2019, Sebelum China Laporkan Kasus Pertama

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved