Cerita Prabowo Terjebak Kerumunan Massa Demo Tolak UU Cipta Kerja: Sebagian Besar Pendemo Masih Baik
Prabowo Subianto bercerita dirinya sempat terjebak di tengah kerumunan massa aksi demo penolakan UU Cipta Kerja.
TRIBUNPALU.COM - Aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja mendapat sorotan dari Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Belum lama ini, Prabowo Subianto bercerita dirinya sempat terjebak di tengah kerumunan massa aksi.
Terlepas dari itu, Prabowo Subianto menyoroti kerusuhan yang terjadi di beberapa lokasi saat demo tolak UU Cipta Kerja.
Dikutip dari Kompas Tv, Prabowo Subianto menyayangkan aksi demo tolak UU Cipta Kerja diwarnai kerusuhan.
Ia pun menduga, ada dalang di balik kerusuhan demo tolak UU Cipta Kerja.
"Ini yang harus disadari kawan buruh, jangan emosional, jangan cepat marah, jangan mudah untuk mau bikin aksi massa sehingga munculnya vandalisme. Kalau nanti ini yang dibakar sarana umum itu kan dibangun dengan uang rakyat untuk kepentingan rakyat, dibakar, jadi coba itu pikirkan," ungkap Prabowo Subianto dalam sebuah wawancara.
"Saya nggak yakin itu dari para mahasiswa, atau para pemuda. Ini pasti ada dalangnya, nggak mungkin seorang patriot mau bakar milik rakyat, kalau mau demo silakan. Demokrasi itu boleh demo, masa bakar milik rakyat. Jadi kalau sudah begitu kita harus sangat waspada," sambung Prabowo Subianto.
Baca juga: Rekap Subsidi Gaji Tahap Pertama, 11,9 Juta Pekerja Dapatkan Bantuan dari Pemerintah
Baca juga: Draf UU Cipta Kerja 812 Halaman Setelah Perbaikan, Baleg DPR Pastikan Tak Ada Perubahan Substansi
Baca juga: Wakil DPRD Kotawaringin Barat Salah Lafalkan Sila ke-4 Pancasila di Depan Demonstran
Prabowo Subianto juga khawatir atas aksi unjuk rasa tolak UU Cipta Kerja yang terjadi di tengah pandemi ini.
"Saya sangat prihatin ini kan lagi Covid-19, coba kita sabar kita atasi dulu perbaiki. Kita coba kalau nanti undang-undang ini tidak bagus, kalau pelaksanaannya tidak baik, bawalah ke judicial review, bawa ke MK. Sudah berkali-kali kok, dalam sejarah terjadi," ungkap Prabowo Subianto.
Di sisi lain, Prabowo Subianto merasa yakin jika sebagian besar para pendemo tersebut memiliki niat yang baik.
Hanya saja, Prabowo Subianto mengajak pendemo untuk lebih berpikir dengan tenang.
"Jadi, mari kita berpikir dengan tenang, dengan sehat, dengan kekeluargaan," kata Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto lantas bercerita bahwa dirinya sempat terjebak di tengah kerumunan massa.
Saat itu, massa aksi membuka jalan bahkan menyapa Prabowo Subianto.
"Saya lihat sebagian besar pendemo itu masih baik. Kemarin saya juga agak terperangkap dengan (kerumunan) massa, tapi mereka buka jalan masih banyak yang 'dadah' (melambaikan tangan, red.) ke saya. Mungkin dia lihat mobil saya, bahkan anak anak itu ada juga yang hormat. Saya kira mereka itu niatnya baik, anak- anak itu, tapi ada yang panas panasin," ungkap Prabowo Subianto.
Baca juga: Farhat Abbas Sarankan Jokowi Ganti Sejumlah Menteri: Ganti Relawan yang Dulu Berjuang Buat Bapak
Baca juga: Buntut Demokrat Tolak UU Cipta Kerja, AHY Akui Diserang Akun Bodong dan Dituduh Jadi Dalang Demo
Baca juga: Pengesahan RUU Cipta Kerja Dikebut, Prabowo Subianto Akui Paham Betul Alasannya
Baca juga: Ada Beberapa Versi Draf UU Cipta Kerja, Novel Baswedan: Perlu Dicari Tahu, Berubah di Poin Apa Saja
Diketahui sebelumnya bahwa sejumlah fasilitas umum di Jakarta rusak saat demo tolak UU Cipta Kerja.
Seperti diwartakan TribunJakarta.com, beberapa halte TransJakarta rusak.
Sedikitnya, ada 46 halte TransJakarta terdampak.
Menurut Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo, total kerugian akibat kerusakan yang terjadi di 46 halte TransJakarta diperkirakan mencapai Rp 65 Miliar.
"Setidaknya sebanyak 46 halte terdampak dengan total kerugian diperkirakan hingga mencapai Rp 65 Milliar. Kendati begitu Transjakarta tetap beroperasi untuk terus melayani pelanggan mulai Jumat, 09 Oktober 2020 walaupun ada beberapa layanan yang harus beroperasi dengan penyesuaian," kata Sardjono dalam keterangannya, Sabtu (10/9/2020).
Meski ada 46 halte terdampak dan rusak parah, TransJakarta tetap melayani penumpang dengan beberapa penyesuaian.
Menurut Sardjono, selanjutnya proses perbaikan akan dilakukan berdasarkan tingkat kerusakan halte dimana waktu penyelesaiannya akan menyesuaikan dengan tingkat kerusakan itu sendiri.
"Target perbaikan adalah mengoperasikan kembali halte terdampak secara minimum, lalu untuk halte dengan kerusakan ringan seperti kaca pecah, dan vandalisme akan selesai dalam 3 hari, untuk halte dengan kerusakan sedang sampai berat diperkirakan selesai dalam jangka 3-4 minggu ke depan. Sementara itu untuk halte yang masuk dalam kategori rusak parah, terutama yang disebabkan hangus terbakar diperlukan waktu yang lebih lama bisa sampai 1-2 bulan ke depan," tuturnya.
Untuk diketahui, sebelumnya aksi ricuh yang terjadi pada Kamis lalu menyebabkan sejumlah fasilitas di Jakarta rusak. Salah satunya adalah halte Transjakarta Bundaran HI.
Halte Transjakarta yang barusaja diresmikan pada 25 Maret 2019 ini, hanya tersisa kerangkanya saja lantaran hangus dibakar massa.
Halte ini merupakan halte modern terintegrasi dengan Stasiun MRT.
Menurut Sardjono, pihak Transjakarta saat ini telah melakukan pembersihan terhadap halte-halte terdampak.
Dimulai dari membersihkan pecahan puing-puing kaca dan puing sisa kebakaran serta mengecat ulang halte.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Curhat Prabowo Terjebak Kerumuman Demo UU Cipta Kerja, Bilang Masih Banyak yang Dadah: Niatnya Baik
Penulis: Mohamad Afkar S