Ketua Satgas Covid-19 IDI: Vaksin Covid-19 Uji Klinis Fase 3 Bisa Digunakan, Ini Syaratnya

Namun dalam penggunaannya, pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, harus disertai dengan syarat-syarat tertentu.

Editor: Imam Saputro
Pexels.com/Nataliya Vaitkevich
ILUSTRASI vaksin Covid-19. 

Tulus juga menyoroti kebijakan Rapid Test Antigen yang saat ini menjadi syarat untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat.

Menurutnya, dengan kebijakan ini berpotensi adanya antrean panjang di bandara karena Rapid Test Antigen ini.

"Selain itu, kebijakan tersebut juga merugikan berbagai pihak mulai dari masyarakat dan juga swasta. Saat ini banyak yang melakukan refund tiket, dan itu menjadi masalah besar bagi para pebisnis swasta," kata Tulus kemarin.

Ia juga menjelaskan, para pelaku bisnis travel hingga hotel terdampak kebijakan tersebut akibat masyarakat yang membatalkan perjalanannya.

"Sekitar Rp 300 miliar total refund yang harus dikembalikan kepada pembeli tiket, dan ini menimbulkan masalah baru," ucap Tulus.

Pada dasarnya, lanjut Tulus, protokol kesehatan di bandara dan pesawat sudah bagus dan bahkan di SCP sudah dipasangi sinar UV untuk membunuh bakteri serta virus pada barang bawaan penumpang.

Selain itu dengan teknologi di dalam pesawat juga menjamin para penumpang dalam keadaan sehat. Ditambah lagi adanya pembatasan penumpang, sehingga kontak dengan orang lain pun terhindarkan.

Satgas Penanganan Covid-19: Perubahan Perilaku adalah Vaksin Terbaik Saat ini Hadapi Covid-19

Perubahan perilaku berupa 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan adalah ujung tombak terbaik dalam melawan Covid-19 saat ini.

"Penanganan Covid-19 tidak dapat hanya bergantung pada upaya kesehatan yaitu vaksinasi dan pengobatan, penangan harus dimulai dari masyarakat, perubahan perilaku masyarakat adalah vaksin terbaik saat ini," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi dalam Webinar Cerdas dan Kreatif dengan Ubah Laku yang diselenggarakan Harian Pagi Surya, Selasa (10/11/2020) malam.

Masyarakat diharapkan melakukan pencegahan di hulu dengan perubaan perilaku hidup sehat agar bisa memutus rantai penularannya.

“ Strategi dari darurat kesehatan menjadi ke ketahanan kesehatan masyakarat, sehingga tidak memberikan beban tambahan ke tenaga kesehatan, “ ujarnya.

Untuk dapat menerapkan protokol kesehatan dalam penanganan Covid-19, warga Indonesia bisa belajar dari negara-negara di Asia yang telah berhasil keluar dari pandemi.

Baca juga: BNPB Harapkan Pemprov Sulteng Tegas Terapkan Zona Merah Kawasan Rawan Bencana

Ia menyebut keberhasilan beberapa negara mengakhiri pandemi, di antaranya Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong hingga China, dikarenakan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatansaat pandemi.

"Karena mereka punya kebiasaan untuk memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta mencuci tangan pakai sabun, ketika mereka sedang berada di dalam situasi pandemi," jelas dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved