Ini Fungsi Alat Donor Plasma Darah Pertama untuk Pasien Covid-19 di Sulteng
fungsi alat donor apheresis tak hanya berfungsi untuk transfusi darah saja, tetapi bisa memisahkan komponen darah tergantung dari permintaan dokter.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Nur Saleha
TRIBUNPALU.COM, PALU- Wakil Direktur Pelayanan RSUD Undata Palu, dr Amsyar Praja menjelaskan fungsi alat donor apheresis untuk transfusi darah.
Kepada TribunPalu.com ia mengatakan alat itu tak hanya berfungsi untuk transfusi darah saja, tetapi bisa memisahkan komponen darah tergantung dari permintaan dokter.
"Misalnya, jika dokter membutuhkan sel darah merah maka alat itu akan mengelurakan sel darah merah," sebutnya, Kamis (11/2/2021).
"Kemudian jika dokter membutuhkan trombosit, alat itu akan mengeluarkan trombosit, begitu juga dengan plasma darah," tambahnya.
• VIDEO: RSUD Undata Palu Layani Donor Plasma Darah Pasien Covid-19, Begini Penampakan dan Manfaatnya
• Ketahuan Pakai Surat Keterangan Palsu, 18 Siswa IPDN di Palu Gagal Terbang
• Dampak Penambangan Emas, Warga di Desa Buranga Parimo Kehilangan Air Bersih
• Khawatir Banjir, Warga Tolak Tambang Emas di Desa Buranga Parimo
Menurutnya, kerja alat tersebut bisa lebih efisien.
Sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan darah secara keseluruhan, melainkan akan terkomponen sesuai dengan kebutuhan.
"Jadi alat ini akan memisahkan plasma dari pendonor," Kata dr Amsyar.
Dia juga menambahkan, hal penting dari alat donor apheresis adalah terapi plasma konvalesen.
Terapi plasma konvaselen memanfaatkan antibodi yang muncul secara alami dari tubuh pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh.
Kemudian, antibodi dalam plasma tersebut diberikan kepada pasien Covid-19 lainnya.
Sebelumnya, plasma Konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien Covid-19 sembuh kemudian diproses agar dapat diberikan kepada pasien dalam masa pemulihan setelah terinfeksi.
Alat itu datang Januari 2021, tiap provinsi mendapatkan satu alat.
Untuk Provinsi Sulteng, alat donor Plasma Konvalesen hanya ada di RSUD Undata Palu.
Menurut Wakil Direktur RS Undata dr Amsyar Praja, alat pendonor siap digunakan jika ada permintaan dari dokter.
"Banyak sudah pendonor yang sudah didata, pendonor itu yang pernah terpapar," kata Amsyar, Rabu (10/2/2021) siang.
Tetapi, bagi pendonor yang ingin melakukan donor Plasma Konvalesen, harus mengikuti prosedur.
"Cuma tidak sesederhana itu karena terkait tempat penyimpanannya, kemudian itu harus di periksa dulu antibodi yang mau mendonor, ada syarat-syaratnya itu," jelas wakil direktur RS Undata
Mengutip data dari Kementerian Dalam Negeri per tanggal 16 Mei 2020, Pemda Sulteng telah mengalokasikan anggaran percepatan penanganan Covid-19 sebesar Rp 900 miliar.
Terdiri dari penanganan dampak ekonomi sebesar 14 persen atau Rp125,8 miliar.
Anggaran untuk jaring pengamanan sosial sebesar 22 persen atau Rp 200,4 miliar.
Dan anggaran terbesar, alokasi untuk kesehatan sebesar 64 peresen atau Rp 573,8 miliar.(*)