Tambang Parimo Longsor
Update Longsor Tambang Parimo: Jumlah Korban Capai 23 Orang, 6 Meninggal, 1 Masih Dicari
Total korban longsor tambang emas di Desa Bunranga, Parigi Moutong berjumlah 23 orang. Korban selamat 16 orang, meninggal 6 dan 1 masih dicari.
TRIBUNPALU.COM, PARIMO - Proses pencarian dan evakuasi korban longsor tambang emas di Kabupaten Parigi Moutong terus dilakukan.
Sampai dengan Kamis (25/2/2021) sore, Tim SAR Gabungan menemukan 6 korban dalam kondisi meninggal dunia.
Total korban longsor tambang emas di Desa Bunranga, Kecamatan Ampibabo, Parigi Moutong itu berjumlah 23 orang.
"Korban selamat 16 orang, meninggal 6 orang, dan 1 orang masih dicari tim SAR," jelas Kepala Kantor Basarnas Palu Andrias Hendrik Johannes, Kamis malam.
Ke-6 korban meninggal duni tersebut antara lain Fitri, Ana, Lis, M Jawir, Yanti Ngambas dan Alimuddin.
Selain itu, 3 korban selamat saat ini sedang menjalani perawatan di Puskesmas Ampibabo: Rahmat, Ronal dan Aqamsah.
"Korban dalam pencarian bernama Maskan," tambah Andrias Hendrik Johannes.
Berikut detik-detik kejadian berdasarkan keterangan saksi: David (43), Nahir (60), Marten (52), dan Agus Nenkopi (41) yang pada saat kejadian berada di lokasi tambang.
Kejadian bermula pada pukul 08.00 Wita di lokasi tambang milik Baba.
Baca juga: Longsor Tambang di Parigi Moutong, Korban Dievakuasi ke Puskesmas
Baca juga: Longsor di Tambang Emas Desa Buranga Parimo, Hasil Evakuasi Awal Ada Tiga Petambang Terjebak
Baca juga: BREAKING NEWS: Pekerja Tambang Emas Parigi Moutong Tertimbun Longsor Viral di Medsos
Saat itu di lokasi bekerja 4 eskavator dengan sistem rilei material (1 eskavator menggali dan 3 eskavator berada di atas memindahkan material ke talang untuk diolah).
Kemudian pada pukul 09.00 Wita warga pendulang mulai berdatangan sekitar 100 orang dan turun ke lubang galian.
Hingga sore hari mereka terus berdatangan karena hasil emas di lubang galian saat itu cukup banyak.
Warga bahkan sampai berhimpitan untuk mendapatkan material dengan diameter 30 meter.
Sekitar pukul 17.30 Wita material galian mulai longsor disebabkan air dari talang mengalir menuju lubang galian.
Dari kejadian tersebut, sesama penambang mengingatkan kepada warga lainnya untuk naik keatas, namun sebagian penambang naik dan lainnya masih bertahan mendulang pada sisi tumpukan dan sudut galian tanah yang terjal.
Baca juga: Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp 6.000 T, Ternyata Begini Rinciannya
Baca juga: Penertiban Anak Jalanan Bisa Masuk Pelanggaran HAM, DP3A Palu: Petugas Harus Hati-hati
Baca juga: Transportasi Laut Terdampak Pandemi Covid-19, Pelni Palu: Penumpang Kapal Turun 60 Persen