Tips Kesehatan

Hindari Obesitas dengan Menjaga Berat Badan Pasca Lebaran, Ikuti Tips Kesehatan Berikut Ini

Beberapa orang menganggap perayaan Idul Fitri identik dengan kenaikan berat badan. Biasanya mereka tidak bisa mengendalikan asupan makanan untuk tubuh

Tribunjualbeli.com
FOTO ILUSTRASI: Menjaga pola makan pasca lebaran untuk menghindari obesitas. 

Hindari Obesitas dengan Menjaga Berat Badan Pasca Lebaran, Ikuti Tips Kesehatan Berikut Ini

TRIBUNPALU.COM - Beberapa orang menganggap perayaan Idul Fitri identik dengan kenaikan berat badan.

Kebanyakan dari mereka tidak bisa mengendalikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh saat lebaran.

Terutama, lebaran cukup khas dengan makanan-makanan kental yang mengandung lemak.

Seperti opor, rendang dan sambal goreng.

Menjaga Berat Badan Pasca Lebaran

Jika Anda termasuk orang yang takut dengan kenaikan berat badan setelah lebraan, maka Anda wajib untuk mengetahui cara berikut ini.

Baca juga: Tips Ini Agar Pola Makan Anda Lebih Terjaga saat Lebaran: Ini Pilihan Makanan dan Minuman yang Sehat

Baca juga: Bahaya Makan Secara Berlebihan, Simak Tips Ini Agar Pola Makan Anda Lebih Terjaga saat Lebaran

Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Minggu 9 Mei 2021: Leo Berhenti Merokok, Virgo Perhatikan Pola Makan

Kolase variasi opor ayam untuk sajian lebaran yang menganduk lemak
Kolase variasi opor ayam untuk sajian lebaran yang menganduk lemak (kolase TribunPalu.com)

TribunPalu informasikan tips untuk menjaga berat badan pasca lebaran yang dikutip dari laman Kompas.com.

1. Menyudahi makan sebelum kenyang

Meski tahun ini lebaran masih dianjurkan untuk di rumah saja, Anda juga tak boleh gegabah dalam mengonsumsi menu lebaran.

dr. Michael Triangto, Sp.KO dari Sport Medicine Specialist mengatakan, makan makanan khas lebaran diperbolehkan, namun harus sesuai dengan takarannya.

Ia menganjurkan untuk tidak makan secara berlebihan.

"Lebaran kan banyak makanan, apakah tidak boleh makan? Boleh. Yang tidak boleh adalah berlebihan," kata Michael kepada Kompas Lifestyle yang dikutip TribunPalu beberapa waktu lalu.

Anda harus menanamkan prinsip berhenti makan sebelum kenyang untuk menghindari obesitas setelah lebaran.

Apabila mendapatkan banyak kiriman makanan dari sanaksaudara, teman atau tetangga, Anda bisa mengaturnya sesuai dengan porsinya.

Baca juga: Jelang Lebaran, Lakukan 3 Tips Ini untuk Mengatur Pola Makan saat Hari Raya Idul Fitri

Baca juga: Ramalan Mingguan Aquarius: Karier Akan Tercapai, Jangan Lupa Lakukan Meditasi dan Atur Pola Makan

Jika dirasa berlebihan dan tidak ada yang menampung, Anda bisa membagikannya kepada orang lain.

2. Kembali rutin berolahraga

Jika selama bulan Ramadhan masih sering "libur" olahraga, usai lebaran Anda harus mendorongnya kembali.

Olahraga yang dilakukan pasca lebaran berguna untuk membakar lemak yang sudah menumpuk di dalam tubuh.

Sehingga kemungkinan untuk menurunkan berat badan akan lebih besar.

Dokter Michael menyarankan untuk memulainya dengan berolahraga kecil seperti jogging, bersepeda dan berenang.

"Kita harapkan nanti sudah bisa berolahraga di luar sehingga tidak terbatas. Jalan bisa lebih lama, bisa lebih jauh, bisa jogging, bisa bersepeda, bisa berenang," sambungnya.

Ia menekankan untuk melatih tubuh untuk berolahraga mulai dari sekarang agar lebih terbiasa di masa depan.

"Itu kita mulai dari sekarang, kalau sekarang sudah terbiasa berolahraga, maka pada saat tidak berolahraga rasanya badannya sakit," pungkasnya.

Baca juga: Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19: Tetap Jaga Diri Saat Silaturahmi di Hari yang Fitri

Baca juga: Libur Lebaran, Wisata Pantai Bambahano Donggala Dipadati Pengunjung

Bahaya Mengonsumsi Makanan Berlebihan

Sesuai dengan yang dikatakan Dokter Michael, untuk menghindari obesitas, maka Anda harus mengurangi porsi makan.

Dilansir dari laman healtline.com, mengonsumsi makanan berlebihan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan.

1. Lemak dalam tubuh meningkat

Kalori yang dibutuhkan tubuh harus lah seimbang.

Jika makan melebihi kadar yang dibutuhkan tubuh, maka kondisi ini disebut sebagai surplus kalori.

Kalori ini akan tersimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh.

Jika makan terlalu berlebihan maka akan menimbulkan obesitas.

Pencegahannya dapat Anda lakukan dengan menyeimbangkan nutrisi tubuh dengan protein tanpa lemak.

Anda juga bisa mengonsumsi sayur mayur dan buah-buahan untuk mengikat lemak berlebih dalam tubuh.

Namun mengonsumsi protein secara berlebihan kemungkinan tidak meningkatkan lemak tubuh karena dimetabolisme dengan cara yang berbeda oleh tubuh.

Kalori berlebih dari karbohidrat dan lemak jauh lebih rentan meningkatkan lemak tubuh.

Baca juga: Tips Kesehatan: 5 Makanan yang Bantu Turunkan Berat Badan, Bikin Kenyang tapi Tetap Rendah Lemak

Baca juga: Seorang Calon Pengantin Tewas setelah Jalani Sedot Lemak di Salon Kecantikan Tak Berizin

2. Meningkatkan risiko penyakit

Jika hanya sekali dua kali saja jumlah makan Anda berlebihan, maka tidak akan berdampak pada kesehatan.

Namun jika hal itu dibiasakan dalam jangka panjang, maka akan menimbulkan obesitas.

Kondisi ini akan menimbulkan tubuh manusia rentan terkena penyakit.

Misalnya penyakit jantung, diabetes dan stroke.

Resistensi insulin sendiri erat kaitannya dengan makan berlebihan kronis.

Kondisi ini akan berkembang ketika kelebihan gula dalam darah mengurangi kemampuan hormon insulin untuk menyimpan gula darah di sel tubuh kita.

Untuk meminimalisir risiko penyakit dalam tubuh, maka Anda bisa menghindari makanan olahan dengan jumlah kalori yang tinggi.

Baca juga: Tradisi Warga Tondo Palu, Jamaah Makan Bersama Usai Salat Id

Baca juga: Amalan-amalan Sunnah di Hari Idul Fitr 2021i: Makan Sebelum Salat hingga Mengumandangkan Takbir

Anda juga bisa mengonsumsi makanan kaya akan serat dan mengatur porsi karbohidrat saat makan.

3. Menimbulkan rasa kantuk

Dalam istilah medis, keadaan ini disebabkan oleh gula darah yang menurun setelah makan berlebihan.

Istilah ilmiahnya disebut dengan hipoglikemia reaktif.

Gula darah yang menurun sangat berkaitan dengan gejala seperti mengantuk, lesu, detak jantung cepat dan sakit kepala.

Hingga saat ini penyebab dari gejala ini belum dikethaui secara pasti, namun diduga lantaran produksi insulin yang berlebih.

(TribunPalu.com/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved