Tips Kesehatan
Apa Itu Congestive Heart Failure (CHF)? Berikut Gejala, Penyebab, Risiko, Serta Pencegahannya
Istilah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung sangat sering terdengar di telinga masyarakat. Penyakit gagal jantung membuat cemas keluarga
TRIBUNPALU.COM - Istilah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung sangat sering terdengar di telinga masyarakat.
Penyakit gagal jantung membuat sebagian orang bahkan keluarganya takut dan cemas dengan penyakit tersebut.
Lalu apa itu Congestive Heart Failure (CHF) atau kerap disebut dengan gagal jantung?
Dilansir dari healthline CHF adalah kondisi kronis yang mempengaruhi kekuatan pemompaan otot jantung.
Meskipun disebut sebagai gagal jantung, CHF secara khusus mengacu pada tahapa di mana cairan menumpuk di jantung dan menyebabkan memompa secara tidak efisien.
Manusia memiliki empat ruang jantung, bagian atas jantung terdiri dua atrium dan bagian bawah jantung terdiri dua ventrikel.
Ventrikel memompa darah ke organ dan jaringan tubuh, dan atrium menerima darah saat bersikulasi kembali dari seluruh tubuh.
CHF berkembang ketika ventrikel tidak dapat memompa volume darah yang cukup ke tubuh.
Akhirnya, darah dan cairan lain dapat kembali ke dalam paru-paru, perut, hati, dan bagian tubuh bawah.
CHF dapat mengancam jiwa. Jika mengalami gejala CHF segera cari perawatan medis.
Baca juga: Kenapa Bisa Gigi Berlubang Sebabkan Kematian? Risiko Penyakit Jantung, Stroke Hingga Kanker
Baca juga: Mengapa Kita Diwajibkan Menggunakan Maker? Simak Fakta Berikut ini
Apa saja gejala gagal jantung kongestif?
Pada tahap awal CHF, kemungkinan besar tidak akan melihat adanya perubahan pada kesehatan.
Jika kondisi berkembang, maka akan mengalami perubahan bertahap pada tubuh.

Gejala yang mungkin diperhatikan terlebih dahulu:
1. Kelelahan.
2. Pembengkakan di pergelangan kaki.
3. Penambahan berat badan.
4. Peningkatan kebutuhan untuk buang air kecil, terutama pada malam hari.
Gejala kondisi memburuk:
1. Detak jantung tidak teratur.
2. Batuk yang berkembang dari paru-paru yang tersumbat.
3. Mengi.
4. Sesak napas, yang mungkin indikasi edema paru.
Gejala kondisi jantung yang parah:
1. Nyeri dada yang menjalar ke seluruh tubuh bagian atas.
2. Pernapasan cepat.
3. Kulit tampak biru yang disebabkan kekurangan oksien di paru-paru.
4. Pingsan.
Baca juga: Mengoles Minyak Kayu Putih pada Masker Medis untuk Cegah Covid-19 Ternyata Berbahaya, Mengapa?
Baca juga: Kenapa Bisa Terlalu Banyak Minum Air Sebabkan Overhidrasi? Ganggu Keseimbangan Ion Tubuh
Nyeri dada yang menjalar ke seluruh tubuh bagian atas juga bisa menjadi tanda serangan jantung.
Jika mengalami ini atau gejala lain yang mungkin menunjukkan kondisi jantung yang parah, segera dapatkan bantuan medis.
Gejala gagal jantung pada anak dan bayi
Mungkin sulit untuk mengenali gagal jantung pada bayi dan anak kecil.
Gejala mungkin termasuk makan yang buruk, keringat berlebih, sulit bernafas.
Gejala-gejala ini dapat dengan mudah disalah pahami sebagai kolik atau infeksi pernapasan.
Pertumbuhan yang buruk dan tekanan darah rendah juga bisa menjadi tanda gagal jantung pada anak.
Dalam beberapa kasus, mungkin dapat merasakan detak jantung bayi yang sedang beristirahat dengan cepat melalui dinding dadanya.

Bagaimana pengobatan gagal jantung kongestif?
Anda dan dokter Anda dapat mempertimbangkan perawatan yang berbeda tergantung pada kesehatan secara keseluruhan dan seberapa jauh kondisi telah berkembang.
Obat gagal jantung kongestif
Ada beberapa obat yang dapat digunakan untuk mengobati CHF, termasuk ACE inhibitor, beta-blocker, dan banyak lagi.
1. ACE inhibitor
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor membuka pembuluh darah yang menyempit untuk meningkatkan aliran darah.
Vasodilator adalah pilihan lain jika tidak dapat mentolerir ACE inhibitor.
2. Beta-blocker
Beta-blocker mengurangi pekerjaan yang harus dilakukan jantung dan dapat mengurangi tekanan darah dan memperlambat irama jantung yang cepat.
3. Diuretik
Diuretik mengurangi kandungan cairan tubuh.
CHF dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan dari yang seharusnya.
Operasi dan prosedur
Jika obat tidak efektif dengan sendirinya, prosedur yang lebih invasif mungkin diperlukan.
Angioplasti, prosedur untuk membuka arteri yang tersumbat, adalah salah satu pilihan.
Ahli jantung juga dapat mempertimbangkan operasi perbaikan katup jantung untuk membantu katup membuka dan menutup dengan benar.
Baca juga: PPKM Darurat Berubah Jadi PPKM Level 3-4, Apa Bedanya? Ini Syarat Terbaru Bepergian di Masa PPKM
Baca juga: Apa Itu Hari Tasyrik? Ini Amalan-amalan Sunnah dan Larangannya di 3 Hari Setelah Idul Adha
Tanda-tanda awal gagal jantung kongestif
Seperti disebutkan, tanda-tanda awal gagal jantung kongestif mungkin tidak terlalu terlihat.
Berikut adalah beberapa tanda peringatan dini untuk didiskusikan dengan penyedia layanan kesehatan.
- kelebihan cairan di jaringan tubuh seperti pergelangan kaki, kaki, tungkai, atau perut.
- batuk atau mengi.
- sesak napas.
- penambahan berat badan yang tidak dapat dikaitkan dengan hal lain.
- kelelahan umum.
- peningkatan denyut jantung.
- kurang nafsu makan atau merasa mual.
- merasa bingung atau disorientasi.

Apa penyebab CHF?
CHF dapat terjadi akibat kondisi kesehatan lain yang secara langsung mempengaruhi sistem kardiovaskular.
Inilah mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan tahunan untuk menurunkan risiko masalah kesehatan jantung, termasuk: tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit arteri koroner, dan kondisi katup.
Sementara penyakit terkait jantung dapat menyebabkan CHF.
Ada kondisi lain yang tampaknya tidak terkait yang dapat meningkatkan risiko juga termasuk diabetes, penyakit tiroid, kegemukan, obat kemoterapi tertentu.
Infeksi berat dan reaksi alergi juga dapat menyebabkan CHF.
Baca juga: Apa Itu Fenomena Aphelion? Disebut Bawa Suhu Dingin di Indonesia, Berikut Penjelasan BMKG
Baca juga: Apa Itu Donor Plasma Konvalesen? Berikut Pengertian sekaligus Syarat yang Harus Dipenuhi
Cara diagnosisis CHF:
1. Tes darah.
2. Rontgen dada.
3. Elektrokardiogram.
4. Ekokardiogram.
5. Tes stres.
6. Katerisasi jantuung.
7. MRI.
Cara mencegah gagal jantung kongestif:
- Hindari atau berhenti merokok.
- Pertahankan pola makan yang seimbang.
- Olahraga.
- Perhatikan berat badan.
(TribunPalu/Nuri Dwi)