Apa Itu Gangguan Obsesif Kompulsif? Kesehatan Mental Kronis yang Membuat Tidak Percaya Diri
Saat ini kondisi kesehatan mental kronis dapat ditandai dengan berbagai jenis. Gangguan obsesif-impulsif atau kerap disebut dengan OCD.
TRIBUNPALU.COM - Saat ini kondisi kesehatan mental kronis dapat ditandai dengan berbagai jenis.
Gangguan obsesif-impulsif atau kerap disebut dengan OCD menyerang kesehatan mental manusia.
Sebagai contohnya seseorang kerap memastikan beberapa kali telah mengunci pintu atau belum.
Sehingga, orang tersebut tidak memiliki percaya diri yang tinggi.
Lalu apa itu OCD menurut pandangan medis?
Dikutip dari healthline Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) adalah kondisi kesehatan mental kronis yang ditandai dengan obsesi yang mengarah pada perilaku kompulsif.
Orang sering memeriksa ulang untuk memastikan mereka telah mengunci pintu depan atau selalu memakai kaus kaki keberuntungan mereka pada hari-hari pertandingan — ritual atau kebiasaan sederhana yang membuat mereka merasa lebih aman.
OCD lebih dari sekadar memeriksa sesuatu atau mempraktikkan ritual hari permainan.
Seseorang yang didiagnosis dengan OCD merasa terdorong untuk melakukan ritual tertentu berulang kali, bahkan jika mereka tidak mau - dan bahkan jika hal itu tidak perlu memperumit hidup mereka.
Baca juga: Apa Itu Hepatitis? Peradangan yang Terjadi pada Hati atau Liver karena Infeksi Virus
Baca juga: Apa Itu Virus Marburg?Risiko Kematian Hampir 88%, Ini Gejala yang Dialami Pasien, Demam hingga Diare
Apa Itu OCD?
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) ditandai dengan berulang, pikiran yang tidak diinginkan (obsesi) dan irasional, dorongan berlebihan untuk melakukan tindakan tertentu (kompulsi).
Meskipun orang dengan OCD mungkin tahu bahwa pikiran dan perilaku mereka tidak masuk akal secara logis, mereka sering tidak dapat menghentikannya.

Gejala OCD
Pikiran obsesif atau perilaku kompulsif yang terkait dengan OCD umumnya berlangsung lebih dari satu jam setiap hari dan mengganggu kehidupan sehari-hari.
- Obsesi
Ini adalah pikiran atau impuls yang mengganggu yang berulang kali terjadi.
Orang dengan OCD mungkin mencoba mengabaikan atau menekannya, tetapi mereka mungkin takut bahwa pikiran itu mungkin benar.
Kecemasan yang terkait dengan penindasan juga bisa menjadi terlalu besar untuk ditanggung, membuat mereka terlibat dalam perilaku kompulsif untuk mengurangi kecemasan mereka.
- Paksaaan
Ini adalah tindakan berulang yang untuk sementara menghilangkan stres dan kecemasan yang disebabkan oleh obsesi.
Seringkali, orang yang memiliki kompulsi percaya bahwa ritual ini akan mencegah sesuatu yang buruk terjadi.
- Perlakuan
Rencana perawatan khas untuk OCD biasanya mencakup psikoterapi dan obat-obatan.
Menggabungkan kedua perawatan biasanya yang paling efektif.
Baca juga: Kapolres Morowali Programkan Pelayanan NIKL, Apa Itu? Simak Penjelasannya
Baca juga: Apa Itu Kartu Nikah Digital? Cara Dapat Kartu Nikah Digital untuk Pengantin Baru dan Pasangan Lama
- Pengobatan
Antidepresan diresepkan untuk membantu mengurangi gejala OCD.
Sebuah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) adalah antidepresan yang digunakan untuk mengurangi perilaku obsesif dan kompulsi.
- Terapi
Terapi bicara dengan profesional kesehatan mental dapat membantu Anda menyediakan alat yang memungkinkan perubahan pola pikir dan perilaku.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi paparan dan respons adalah jenis terapi bicara yang efektif bagi banyak orang.
Pencegahan paparan dan respons (ERP) ditujukan untuk memungkinkan seseorang dengan OCD mengatasi kecemasan yang terkait dengan pikiran obsesif dengan cara lain, daripada terlibat dalam perilaku kompulsif.

Penyebab OCD
Penyebab pasti OCD tidak diketahui, tetapi para peneliti percaya bahwa area otak tertentu mungkin tidak merespons serotonin secara normal, bahan kimia yang digunakan beberapa sel saraf untuk berkomunikasi satu sama lain.
Genetika dianggap berkontribusi terhadap OCD juga.
Jika Anda, orang tua, atau saudara kandung Anda menderita OCD, ada sekitar 25 persen kemungkinan anggota keluarga dekat lainnya akan menderita OCD.
Jenis-jenis OCD
Ada beberapa jenis obsesi dan kompulsi.
Yang paling terkenal antara lain:
- Obsesi yang melibatkan ketakutan akan kontaminasi (kuman) dengan dorongan terkait untuk membersihkan dan mencuci.
- Obsesi yang berhubungan dengan simetri atau perfeksionisme dengan dorongan terkait untuk memesan atau mengulang.
Menurut Dr. Jill Stoddard, penulis “Be Mighty: A Woman's Guide to Liberation from Anxiety, Worry, and Stress Using Mindfulness and Acceptance,” obsesi lain termasuk:
- Pikiran seksual yang mengganggu dan tidak diinginkan.
- Takut menyakiti diri sendiri atau orang lain.
- Takut bertindak impulsif (seperti melontarkan kata-kata makian pada saat hening).
Ini melibatkan paksaan seperti memeriksa, menghitung, berdoa, dan mengulangi, dan juga dapat melibatkan penghindaran (berbeda dari paksaan) seperti menghindari benda tajam.
(TribunPalu/Nuri Dwi)