Benarkah Berkomunikasi via Chat Memperburuk Hubungan dalam Dunia Kerja? Ini Penjelasannya

Berikut kami sampaikan kekurangan berkomunikasi di dunia kerja dengan menggunakan aplikasi chatting dan virtual meeting.

TheNextWeb
FOTO ILUSTRASI: Aplikasi chatting mmeberikan pengaruh terhadap keefektivitasan bekerja. 

Benarkah Berkomunikasi Via Chat Memperburuk Hubungan dalam Dunia Kerja? Ini Penjelasannya

TRIBUNPALU.COM - Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat diminta untuk melakukan segala aktivitasnya dari rumah saja.

Salah satunya ialah bekerja secara virtual.

Dalam prinsip WFH (Work From Home), penggunaan media digital adalah kunci keberhasilan saat membangun sebuah hubungan.

Hal ini dikarenakan mereka tidak bertatap muka secara langsung.

Komunikasi yang digunakan melalui digital, seperti virtual meeting, video call hingga chatting.

Namun tahukah kamu jika berkomunikasi di dunia kerja melalui chatting justru merugikan salah satu pihak?

Melansir dari laman Freemont Edu, komunikasi dengan bantuan alat elektronik dan digital justru dapat merugikan bagi beberapa hubungan, termasuk hubungan di dunia kerja.

Sebagai contohnya, sering dijumpai seseorang yang salah dalam mengartikan sebuah pesan melalui aplikasi digital.

Sejatinya sebagian besar makna dari sebuah percakapan ada pada penggunaan bahasa nonverbal dan juga ekspresi wajah.

Saat kedua hal itu hilang dalam pengiriman pesan layaknya aplikasi digital, maka dapat menimbulkan pemaknaan baru.

Baca juga: Solusi Komunikasi di Tengah Pandemi, Rutan Palu Luncurkan Program Hello Family and Me

Baca juga: Pentingnya Mendengar dan Bertanya dalam Dunia Kerja: Bisa Membuat Komunikasi Jadi Lebih Efektif

FOTO ILUSTRASI: Seseorang yang kaget dan takut saat ditegur oleh atasaannya melalui aplikasi chatting WhatsApp. Teguran ini disampaikan lantaran cara kerjanya yang kurang bagus, tidak maksimal dan sering melakukan kesalahan.
FOTO ILUSTRASI: Seseorang yang kaget dan takut saat ditegur oleh atasaannya melalui aplikasi chatting WhatsApp. Teguran ini disampaikan lantaran cara kerjanya yang kurang bagus, tidak maksimal dan sering melakukan kesalahan. (handover)

Oleh karena itu penggunaan emoji sangat penting untuk keefektivitasan dalam berkomunikasi di dunia kerja.

Namun yang harus kamu catat, emoji yang digunakan perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu.

Saat melakukan komunikasi melalui aplikasi chatting, usahakan kamu memainkan dua jenis komunikasi, yakni komunikasi verbal dan nonverbal.

Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang kamu lakukan dengan lisan dan tulisan.

Sementara itu untuk komunikasi nonverbal, merupakan komunikasi yang dilakukan selain menggunakan lisan dan tulisan.

Misalnya penggunaan bahasa tubuh dan juga ekspresi.

Kamu harus bisa menenmpatkan penggunaan kedua jenis komunikasi ini secara efektif dan elegan.

Sesuaikan juga dengan kondisi dan situasi yang kamu jumpai.

Yang perlu digaris bawahi, cobalah untuk mengkombinasikan keduanya sebagai pelengkap dari pesan yang kamu sampaikan.

Misalnya saja mengatakan kata persetujuan dan 'iya' dengan juga menganggukkan kepala.

Baca juga: Pentingnya Mengontrol Diri dan Berbicara Sendiri untuk Mengatasi Overthinking

Baca juga: Tips Melatih Percaya Diri saat Public Speaking dengan Cara Berbicara Sendiri, Simak Penjelasannya

Tips Memberi Kritikan/Tanggapan di Dunia Kerja Melalui Aplikasi Chatting

Dalam artikel terbitan The Next Web dikatakan bahwa emoji dapat digunakan sebagai sarana penyampaian kritik yang baik.

Seorang peneliti asal Universitas Cambridge Simon Tchokni mengatakan, emoji yang menimbulkan makna positif sering kali digunakan orang-orang di media sosial.

"Kebanyakan orang yang berpengaruh sering menggunakan emoji dalam percakapan di media sosial, terutama emoji-emoji yang menunjukkan emosi positif" ujarnya.

Hasil studi penelitian itu menemukan, ketika atasan mengkritik kerja bawahannya dengan menggunakan emoji, bawahan cenderung menerima kritik tersebut dengan lebih baik dan akan berusaha mengubah diri.

Hal ini dikarenakan emoji bisa mencairkan suasana yang tadinya dipenuhi ketegangan menjadi lebih tenang.

Banyak anggapan masyarakat pengguna media sosial yang mengatakan bahwa emoji tidak layak digunakan untuk situasi obrolan formal.

Misalnya saja perbincangan atasan dengan rekan-rekan bisnisnya di luar perusahaan tersebut.

Namun hal itu ditepis setelah Universitas Missouri menemukan hasil penelitiannya.

FOTO ILUSTRASI: Penggunaan media sosial saat ini sudah bisa dipergunakan untuk segala urusan. Tidak hanya untuk menyalurkan informasi saja, tetapi juga untuk berjualan melalui media sosial. Misalnya saja Facebook Marketplace dan Instagram Shop.
FOTO ILUSTRASI: Penggunaan media sosial saat ini sudah bisa dipergunakan untuk segala urusan. Tidak hanya untuk menyalurkan informasi saja, tetapi juga untuk berjualan melalui media sosial. Misalnya saja Facebook Marketplace dan Instagram Shop. (Kompas Techno)

Baca juga: Bicara di Depan Umum Sering Jadi Momok Sebagian Orang, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Baca juga: Kerap Dianggap Aneh, Ini Empat Manfaat Berbicara pada Diri Sendiri, Dikenal dengan Istilah Self Talk

Dalam penelitian itu disebutkan, apabila seseorang menyisipkan emoji "senyum" dalam surat lamaran kerja, justru penerima surat itu akan lebih tertarik dengan pelamar.

Apabila seseorang melihat emoji 'senyum', maka hal itu akan merangsang ke sistem otak.

Dalam otak seseorang yang melihat emoji itu akan mengidentifikasi seperti halnya sedang melihat orang tersenyum.

Hal tersebut telah dibuktikan oleh peneliti dari Universitas Flinders, Owen Churches.

Namun ini hanya berlaku untuk emoji yang ditulis dari kiri ke kanan.

Misalnya saat ingin menggambarkan senyum, ditulis dengan emoji ":)".

Emosi seseorang yang membaca emoji itu akan lebih terbangun positif dari pada penggunaan emoji ":(".

(TribunPalu.com/Hakim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved