Presiden China Mendadak Telepon Jokowi, Sampaikan Hal Penting, Apa Itu?
Untuk memerangi pandemi, Indonesia dan China bekerjasama meningkatkan kesehatan masyarakat global melalui pembangunan pusat produksi vaksin regional.
Sungguh sangat miris. Disaat 140 juta orang didunia jatuh dalam kemiskinan akibat pandemi virus Corona, justru puluhan miliarder baru di Asia bermunculan.
Mereka yang meraup kekayaan dari pandemi Covid-19 ini adalah yang mendapat keuntungan dari obat-obatan, peralatan medis, dan layanan yang dibutuhkan untuk respons Covid-19.
Dari China, Hong Kong, India, dan Jepang, miliuner baru tersebut antara lain Li Jianquan, yang perusahaannya, Winner Medical, membuat alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan.
Ada juga Dai Lizhong, yang perusahaannya, Sansure Biotech, membuat tes Covid-19 dan kit diagnostik.
“Sangat keterlaluan dan sangat tidak dapat diterima bahwa orang miskin di Asia (dibiarkan hidup dengan) belas kasihan selama pandemi, menghadapi risiko kesehatan yang parah, pengangguran, kelaparan dan didorong ke dalam kemiskinan – menghapus keuntungan yang diperoleh dalam beberapa dekade dalam perang melawan kemiskinan,” kata Mustafa Talpur, pemimpin kampanye di Oxfam Asia.
“Sementara pria kaya dan istimewa meningkatkan kekayaan mereka dan melindungi kesehatan mereka, orang-orang termiskin di Asia, wanita, pekerja berketerampilan rendah, migran, dan kelompok terpinggirkan lainnya paling terpukul,” tambahnya.
Dua puluh miliarder baru muncul di Asia selama pandemi Covid-19, sementara 140 juta orang di seluruh benua jatuh ke dalam kemiskinan karena lenyapnya pekerjaan selama pandemi.
Laporan organisasi bantuan Oxfam pada Maret 2021 mengatakan, keuntungan dari obat-obatan, peralatan medis, dan layanan yang dibutuhkan untuk respons Covid-19, memunculkan 20 orang miliarder baru.
Sementara itu, penguncian dan stagnasi ekonomi menghancurkan mata pencaharian ratusan juta orang lainnya.
Jumlah total miliarder di kawasan Asia-Pasifik tumbuh hampir sepertiga dari 803 pada Maret 2020 menjadi 1.087 pada November tahun lalu. Kekayaan kolektif mereka meningkat hingga tiga perempat kali lipat (74 persen), menurut laporan itu melansir Guardian pada Jumat (14/1/2022).
Laporan itu mengatakan 1 persen orang terkaya memiliki lebih banyak kekayaan daripada 90 persen penduduk termiskin di wilayah tersebut.
Pada 2020, diperkirakan 81 juta pekerjaan hilang, dan berkurangnya jam kerja mendorong 22-25 juta orang lagi ke dalam kemiskinan, menurut Organisasi Buruh Internasional.
Sementara itu, para miliarder kawasan Asia-Pasifik mengalami peningkatan kekayaan sebesar 1,46 triliun dollar AS (Rp 20,8 kuadriliun), cukup untuk memberikan gaji hampir 10,000 dollar AS (Rp 143 juta) untuk semua orang yang kehilangan pekerjaan.
Covid telah merenggut lebih dari satu juta nyawa hanya di Asia, dan lebih banyak lagi kematian yang diakibatkan oleh meningkatnya kemiskinan dan gangguan terhadap layanan kesehatan.
Laporan itu mengatakan perempuan dan anak perempuan lebih mungkin kehilangan pekerjaan atau pendapatan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/jkw-xi-jinping.jpg)