KKB Papua
Kini KKB Papua Dikejar-kejar Pasukan Khusus Tuah Sakti TNI, ULMWP: Justru Menambah Masalah!
Kini kelompok separatis di Papua diburu ratusan prajurit TNI dari Batalyon Raider Khusus 136/Tuah Sakti.
TRIBUNPALU.COM - Kini kelompok separatis di Papua diburu ratusan prajurit TNI dari Batalyon Raider Khusus 136/Tuah Sakti.
Sebanyak 500 prajurit TNI Yonif Raider Khusus 136/Tuah Sakti dikirim ke Papua untuk mengejar kelompok separatis yang belakangan makin sering menebar teror.
Menanggapi hal tersebut, Pihak United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ) menyebut pemerintah Indonesia hanya akan menambah masalah di Papua.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) wilayah Adat Domberai, Markus Yenu, Senin (21/3/2022).
Kata Yenu, pola pendekatan militeristik yang digunakan oleh Jakarta ke Papua, justru tidak akan menghentikan masalah di daerah ini.
Baca juga: Kesaksian Bripda Zulkarnaen saat KKB Papua Serbu Distrik Baya Biru, Terpaksa Lompat ke Jurang
"Jakarta sudah saatnya merubah pola pendekatan ke Papua, dia tidak bisa terus menggunakan kekuatan militer," ujar Yenu, melansir dari Tribun Papua Barat.
Ia berujar, selama pendekatannya menggunakan militer, maka dia tidak akan menyelesaikan masalah.
"Kalau gunakan pendekatan militeristik terus, maka akan ada terjadi gesekan di Papua," ungkap Gubernur Papua Merdeka itu.
Untuk itu, kondisi di Tanah Papua saat ini Jakarta harus segera mencari pola baru untuk Papua.
"Kalau dia menambah kekuatan TNI Polri ke Papua, maka justru akan menambah masalah di atas tanah ini," tegasnya.
Saat ini, menurut Yenu, Papua hanya butuh pendekatan Jakarta dalam hal membuka ruang dialog.
"Kita dari kelompok Papua merdeka, menginginkan agar Jakarta membuka ruang dialog, dan disaksikan langsung pihak ketiga sebagai penengah yakni PBB," ucapnya.
Ia menilai, pasukan TNI yang ada di dua Kodam di Tanah Papua, telah cukup untuk pertahanan.
Hanya saja, pola pendekatan Jakarta kepada masyarakat di Tanah Papua, harus diubah.
Selain itu, Yenu mengaku, pihaknya sejak tahun 2000 telah mendorong pendekatan dialog.