Harta Kekayaan Figur Balon Gubernur di Pilgub Sulteng 2024, Ada 2 Perempuan dan 3 Bupati

Legislator dari Dapil Sulteng I itu merupakan jebolan APDN Ujung Pandang.

Pria bernama lengkap Mohammad Arus Abdul Karim itu juga merupakan Ketua Pemuda Pancasila Sulteng.

Harta Kekayaannya berdasarkan laporan di e-LHKPN per 31 Desember 2021 mencapai Rp 27,8 miliar.

Harta Kekayaan Arus Abdul Karim terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 25,6 miliar.

Asetnya itu terdiri dari enam unit dengan sebaran Kota Palu, Donggala dan ada juga di Bogor.

Selain tanah dan bangunan, Arus Abdul Karim juga memiliki transportasi senilai Rp 734 juta.

Ada juga harta bergerak lainnya senilai Rp 851 juta, surat berharga Rp 60 juta dan simpanan berupa kas Rp 500 juta.

Fairus Husen Maskati

Ketua PPP Sulteng Fairus Husen Maskati merupakan sosok yang didorong kader partai berlambang kakbah untuk maju di Pilgub Sulteng 2024.

Wanita kelahiran Palu 28 Februari 1983 itu kini duduk sebagai anggota DPRD Sulteng dari Dapil Buol dan Tolitoli.

Dia pernah menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Sulawesi Tengah (2021-2026).

Sebelum menjadi Wakil Ketua Umum, pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPW IWAPI 2016-2021 dan 2022- hingga sekarang

Gelar Sarjana Lulusan Sastra Inggris diselesaikan pada tahun 2004 di Sekolah Tinggi bahasa asing Institute Amerika (STBA-LIA).

Harta Kekayaan Fairus Husen Maskati tercatat di e-LHKPN per 31 Desember 2020 mencapai Rp90,2 juta.

DIa hanya melaporkan harta bergerak lainnya Rp 70,2 juta dan Simpanan kas Rp 20 juta.

Kasma Lassa

Kasman Lassa menjabat Bupati Donggala selama dua periode.

Harta kekayaan Ketua PAN Donggala itu pada periode pertamanya hanya berkisar Rp 300 juta.

Di masa akhir jabatan periode keduanya, Kasman Lassa memiliki kekayaan mencapai Rp 2.140.223.640

Harta kekayaannya itu mencakup tanah dan bangunan senilai Rp 1,3 miliar, tersebar di Donggala dan Kota Palu.

Ada juga alat transportasi senilai Rp236 juta.

Harta bergerak lainnya Rp 43.250.000 dan simpanan kas atau setara senilai 497.073.640.

Mohamad Irwan Lapatta

Bupati Sigi Mohammad Irwan Lapatta memiliki kekayaan paling sedikit di antara kepala daerah lain di Sulawesi Tengah.

Elite Golkar Sigi itu memiliki kekayaan Rp 985.011.581 (985 juta)

Bupati Sigi dua periode itu pernah memiliki kekayaan Rp 1,7 miliar pada periode pertamanya.

Setelah itu, kekayaannya pun terus berkurang.

Adapun cakupan harta kekayaannya adalah tanah dan bangunan senilai Rp 420 juta.

Mobil Daihatsu tahun 90 senilai Rp 90 juta.

Simpanan kas Rp 523.289.353.

Mohammad Irwan Lapatta juga memiliki utang Rp48.277.772.

Amirudin Tamoreka

Bupati Banggai Amirudin Tamoreka menjabat kepala daerah berdasarkan hasil Pilkada 2020.

Pria kelahiran 13 Desember 1971 adalah politisi dan pengusaha asal Banggai.

Berdasarkan garis keturunan, Ia adalah keluarga besar FAM Tamoreka yang berasal dari Konawe.

Jebolan Universitas Muslim Indonesia itu pernah menjadi asisten dosen di Fakultas Pertanian UMI.

Kemudian menitir karir di perusahaan sawit di berbagai perusahaan.

Dia bahkan pernah bekerja di Jawa Tengah dan Riau.

Harta Kekayaan Amiruddin Tamoreka berdasarkan e-LHKPN per 31 Desember 2021 mencapai Rp 71 miliar.

Harta Kekayaannya itu terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 28,9 miliar.

Asetnya terdiri dari sembilan item dengan sebaran Bekasi, Karawang, Jambi, dan Banggai.

Selain itu, dia juga memiliki Harta Kekayaan berupa alat transportasi senilai Rp 550 juta.

Harta bergerak lainnya Rp 7 juta, surat berharga Rp 9 miliar, simpanan berupa kas Rp 32,1 miliar dan harta lainnya senilai Rp 500 juta.

Hidayat Lamakarate

Hidayat Lamakarate bukanlah pendatang baru di Pilgub Sulteng.

Mantan Sekprov Sulteng itu sebelumnya bertarung di Pilgub Sulteng 2020.

Pria kelahiran 8 Oktober 1970 itu merupakan suami dari Legislator Gerindra Sulteng Winiar Ratana Kamdani.

Ayah 4 anak itu kini mengendalikan Palang Merah Indonesia di Sulawesi Tengah.

Berdasarkan e-LHKPN per 31 Desember 2019, Hidayat Lamakarate memiliki Harta Kekayaan mencapai Rp1,6 miliar.

Harta Kekayaannya itu terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp 680.798.000.

Selain itu, ada juga transportasi senilai Rp 176 juta.

Ada juga harta bergerak lainnya Rp 160 juta dan simpanan Rp 504 juta serta harta lainnya Rp 100 juta.(*)