Pilpres 2024

Duet Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 Disebut Sulit Terwujud, Ini Alasannya

Wacana duet politik antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka.

tribunnews.com
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming, Senin (22/5/2023). 

TRIBUNPALU.COM - Wacana duet politik antara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, mendapat sorotan dari Analis Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Menurut Ujang, untuk mewujudkan wacana tersebut akan menjadi tugas yang sangat sulit.

Sebab, rencana tersebut diyakini akan menghadapi perlawanan dari PDIP.

Dengan demikian, peluang untuk melihat kolaborasi antara Gibran dan Prabowo juga menjadi sangat kecil.

"Jadi kalau di politik mungkin mungkin saja tapi kemungkinannya kecil, walaupun gugatan judicial review dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi," kata Ujang, dalam keterangannya Kamis (1/6/2023).

Baca juga: Kegagalan Piala Dunia U-20 Bikin Elektabilitas Prabowo Meroket, Ini Kata Peneliti

Hal itu disampaikannya sekaligus merespons judicial review yang diajukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu ke MK, khususnya, pasal 169 huruf q tentang batas minimal usia capres dan cawapres.

Gugatan tersebut dinilai sebagai pintu untuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi kandidat cawapres.

Seiring dengan itu pula, muncul wacana Gibran disandingkan dengan Prabowo.

Ujang menilai, judicial review merupakan hak PSI. Menurutnya, bila dikaitkan untuk membuka jalan bagi Gibran wajar saja lantaran PSI adalah pendukung Presiden Jokowi.

"Ya memang batas usia pencapresan sedang digugat oleh PSI, PSI kan Jokowi banget artinya ke Gibran lah dukungannya, ya saya melihatnya itu hak PSI untuk menggugat itu," ucap Ujang.

Namun, Ujang mengapresiasi Gibran yang terlihat menolak menjadi cawapres karena belum cukup pengalaman maupun rekam jejak. Menurut Ujang, Gibran memilih sikap bijak.

"Jadi yang di katakan Gibran bijak, seandainya gugatan itu diketuk palu oleh MK, Ketua MK nya adik iparnya Jokowi, maka Gibran pun belum cukup umur pengalaman dan sebagainya," ucapnya.

Ujang menambahkan, peta politik pasti akan berubah seandainya duet Prabowo-Gibran terjadi. Hal ini pun bakal merugikan PDIP karena dukungannya bisa terbelah.

"Pasti PDIP kan terpecah karena satu sisi dukung Ganjar, satu sisi Gibran juga kader PDIP, Jokowi juga kader PDIP itu juga pasti pecah dan itu berbahaya bagi PDIP kalau seandainya Gibran jadi," katanya.

"Seandainya skenario itu terjadi tentu akan mengubah landscape politik, bisa jadi yang dirugikan adalah PDIP karena PDIP pasti akan pecah dan kalau pecah pasti akan kalah, itu dinamika yang terjadi kedepan kalau Gibran dipasangkan dengan Prabowo," tandas Ujang.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved