Viral
Ditalak Suami karena Cekcok dengan Mertua, Janda Muda Curhat di Kajian Ustadz Hanan Attaki Viral
Dalam sejumlah video yang beredar, Sherin menceritakan secara singkat kondisi rumah tangganya yang kandas.
TRIBUNPALU.COM - Wanita bernama Azara Sherin Nur Syafa atau Sherin menjadi perbincangan netizen usai curhat di sebuah kajian.
Hal itu bermula ketika sosok wanita bernama Sherin tersebut mengikuti kajian Ustadz Hanan Attaki dan mengajukan pertanyaan.
Dalam sejumlah video yang beredar, Sherin menceritakan secara singkat kondisi rumah tangganya yang kandas.
Sherin mengatakan bahwa sebelumnya ia sempat gagal menikah karena terkendala restu, dan akhirnya berhasil menikah pada 2 Juli 2022.
Sherin menyebut jika sang suami masih membiayai kedua orangtuanya. Hal itu tidak dipersoalkan Sherin.
Sherin juga mengungkapkan jika pernikahannya bersama sang mantan suami berhasil mendapatkan satu anak laki-laki yang saat ini berusia 8 bulan.
Baca juga: Viral di TikTok, Proses Penyelamatan Anak Naik Genteng karena Tontonan YouTube
Sherin kemudian menangis dan melanjutkan ceritanya, jika pada 16 Juni 2023 sang suami menjatuhkan talak untuknya.
"Awal mula kejadiannya saya sempat cekcok dengan mertua saya, saya selama ini sudah berusaha untuk berlapang dada dan saya mengerti dengan kondisi finansial keluarga suami saya.
Sherin kemudian sampai pada poin pertanyaan yang ingin ia tanyakan.
“Saya di sini mau bertanya ustad, apakah saya berdosa ustad melawan mertua saya, karena telah mencampuri rumah tangga saya?” tanya Sherin sembari menangis.
“Apakah benar menceraikan istri demi ibunya itu benar akan mendapatkan surga Firdaus, dan apakah mantan suami saya tidak berdosa meninggalkan istri dan anaknya, yang mana anak tersebut masih membutuhkan kasih sayang anaknya?” imbuh Sherin sembari menyeka air matanya.
Sontak para hadirin yang mendengar pertanyaan dari perempuan yang berasal dari Tangerang itu membuat hati terenyuh dan merasakan sakit.
Baca juga: Presiden Bocorkan Pelantikan Pejabat Negara Besok, Nama Letjen TNI Agus Subiyanto dan AYH Mencuat
Bahkan Hanan Attaki sempat meneteskan air mata ketika mendapat pertanyaan tersebut.
"Ujian berpisah dalam rumah tangga adalah musibah besar dan itu termasuk peristiwa yang sangat disukai oleh iblis. Dia akan sangat bangga jika ada prajuritnya atau utusannya berhasil membuat pasangan suami istri bercerai," ungkapnya.
"Maka dari itu, akan jauh lebih baik ketika mendapat musibah untuk mengatakan innalillah wa inna ilaihi rojiun,"
"Allah menjanjikan bagi seseorang yang mengatakan innalillah wa inna ilaihi rojiun ketika mendapat musibah dengan kalimat Ulā`ika 'alaihim ṣalawātum mir rabbihim wa raḥmah, wa ulā`ika humul-muhtadụn,"
"Maka Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk," lanjutnya.
Kisah itu pun langsung menjadi sorotan publik dan dibanjiri komentar oleh warganet.
Tak sedikit yang memberikan dukungan atas kejadian yang dialami oleh perempuan tersebut.
Pendapat Buya Yahya
Sementara itu, Buya Yahya sempat menjawab soal hal serupa dalam video di kanal YouTube Al-Bahjah TV.
Pembahasan mengenai seorang suami harus memilih istri atau ibunya dijabarkan Buya Yahya diawali oleh sebuah pertanyaan berikut ini.
"Saya mau menceritakan keluh kesah saya, saya sudah menikah, saya sudah punya anak umur 5 bulan.
Saya dulu sehabis nikah diboyong ke tempat mertua setelah hamil.
Kandungan divonis kurang gizi.
Saya tidak betah tinggal di tempat mertua.
Setelah saya melahirkan saya minta kepada suami untuk mengontrak, tapi suami saya tidak mau karena dia anak tunggal dan hanya memiliki satu orangtua yaitu ibunya.
Baca juga: Soal Mahfud Sebut Majelis Kadang Bisa Dibeli, Jimly Asshiddiqie: Apa Benar Ini komentarnya?
Suami bilang ke saya daripada ngontrak lebih baik pisah, menurut Buya saya harus bagaimana? Sedangkan saya masih sayang kepada suami," tanya seorang jemaah.
Dalam hal ini Buya Yahya pun memberikan nasihat kepada suami yang menyiksa dan menyakiti istri.
"Hidup ini bukan untuk menindas, bukan untuk memperbudak, akan tetapi justru sebaliknya hidup ini untuk mengabdi," terang Buya Yahya.
"Maka suami yang bijak itu akan selalu berpikir tentang ketenangan seorang istri, jangan egois, tapi tentunya memberikan ketenangan dalam wilayah wajar dan halal, bukan memaksa," sambungnya.
"Kalau seorang istri tidak betah di sebuah tempat dengan alasan yang masuk akal dan bisa diterima, mungkin tempatnya kurang Islam, wajar seorang suami berpikir dan memikirkan agar nyaman itu nanti," tambahnya.
Dikatakan oleh Buya Yahya hal ini lantaran istri itu bukan sekadar jasad, di dalam hatinya ada ruh dan ada hati yang harus diperhatikan.
Biarpun seorang suami adalah imam, jangan biasa diktator.
Nabi pun meminta pendapat kepada istri beliau.
Sehingga Buya Yahya menyarankan perlunya menghadirkan makna musyawarah.
"Alangkah indahnya jika ada seorang suami, biar pun urusan rumah misalnya mengenai pemilihan cat, mungkin tidak ada salahnya tanya sama istri mengenai warna cat," tutur Buya Yahya.
"Pertama memberikan penghargaan, minta pendapat," sambungnya.
Termasuk urusan tempat tinggal apakah di tenpat mertua atau di rumahnya sendiri perlu diskusi, jangan biasakan dengan paksaan.
Kemudian, para istri kewajibannya itu patuh kepada suami, jangan cerewet.
Artinya kepatuhan kepada seorang suami itu penting sekali karena dia imam.
Keberkahan di dalam kepatuhan. Biarpun suami dalam keadaan salah selagi tidak haram, salah berpendapat, asalkan tidak masuk wilayah haram dan tidak membahayakan.
"Salah idenya, sedikit salah misalnya minyak goreng salah beli merek, sudahlah kan sama-sama untuk goreng," terangnya.
"Artinya selagi tidak haram dan tidak membahayakan tahan dulu, jadi biasakan patuh terhadap suami," lanjutnya.
"Kepada bapak ibunya jadi nomor dua, nomor satu suami," ujar Buya Yahya.
Lebih lanjut, tapi seorang suami yang baik tetap mengajari kepatuhan kepada bapak ibunya.
"Ini istimewa, begitu faedahnya, jangan mentang-mentang istri harus patuh dengan suami, jangan dekat-dekat dengan bapak ibumu, gila suami," terang Buya Yahya.
Baca juga: Anwar Usman Diperiksa Soal Kode Etik, Mahfud MD: Majelis Kadang Bisa Dibeli atau Direkayasa
Artinya dari pertanyaan di atas, istri yang sholihah mungkin suamimu itu adalah harus menjaga ibunya, apalagi tadi anak tunggal.
Pahamlah dirimu wahai istri, sepahit apapun itu akan menjadi berkah.
"Suami harus patuh kepada sang ibu, kemudian mungkin kalau meninggalkan ibunya sangat berat, daripada harus meninggalkan ibunya, mending istrinya dipisah," terangnya.
"Bukan dia benci terhadapmu, artinya begini hei ibu mertuaku, saya punya ibu yang harus saya jaga, kalau pilihannya harus ke sini mungkin lebih baik saya pisah, karena saya punya kewajiban untuk ibu," tuturnya.
"Tapi jangan pisah beneran, diatur deh bagaimana caranya, apakah istri sesaat di sana, sesaat di sini, kalau tadi kurang gizi, bukan urusan itu, zaman ini ndak ada yang kurang makan," imbuhnya.
"Jadi seorang istri pahamilah, kalau seorang suami masih punya kewajiban terhadap bapak ibunya tidak akan terputus sampai kapan pun," ungkap Buya Yahya.
"Hei para suami hargai istrimu, kalau mereka ingin berbuat baik kepada bapak ibunya, berikan kesempatan seluas-luasanya, kemudian hargai perasaannya," tambahnya.(*)
Berita Ini Telah Tayang di TribunJateng.com
Juara Tapi Terancam Didiskualifikasi, Peserta MTQ Kasimbar Parigi Moutong Tuntut Keadlian |
![]() |
---|
Perkelahian Viral Gegara Buah Sukun di Batam Kota, 3 Warga Jalani Perawatan Medis di Rumah Sakit |
![]() |
---|
Sosok Shuniyya Ruhama, Waria Jadi Penceramah Viral dan Jadi Sorotan Warganet |
![]() |
---|
Viral Pemasangan Eskalator di Candi Borobudur, untuk Kunjungan Prabowo dan Presiden Prancis |
![]() |
---|
Viral Suami Selingkuh dengan Mertua hingga Hamil di Soppeng, Istri Sah Diceraikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.