Bangun Literasi Generasi Muda Daerah Konflik, Poso Babaca Sebar Perpustakaan Kardus di Tana Poso

Komunitas Poso Babaca datang ke daerah terpencil di Poso dan sekitarnya untuk meningkatkan mutu generasi muda melalui baca buku.

Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
Dokumentasi Poso Babaca
Keceriaan anak-anak di Desa Dulumai dalam kegiatan Poso Babaca 

Perpustakaan Kardus

Relawan yang biasa disebut Kawan Babaca, menggunakan sepeda motor demi bisa menjangkau desa-desa yang tak bisa diakses dengan kendaraan roda empat.

“ Biasanya kami pakai sekitar 5 sepeda motor, dari situ kami membawa beberapa kardus yang berisi buku, oleh karenanya, kami sering dijuluki perpustakaan kardus,” ungkap Gunawan yang pernah merasakan langsung konflik agama di Poso ini.

Dengan beberapa kardus sekali jalan, Komunitas Poso Babaca bisa membawa beragam buku untuk anak-anak di desa tujuan. 

Dari koleksi ribuan buku beragam topik, hanya ratusan yang bisa mereka bawa untuk memberikan aneka sudut pandang ke anak-anak ataupun penduduk desa lainnya.

“ Kami tak hanya sekadar taruh buku saja, kami mendampingi anak-anak dalam memilih buku bacaan, kami bahas isi bukunya, melatih anak-anak untuk menceritakan kembali apa yang mereka baca juga.”

Ada Kawan Babaca yang mendampingi anak-anak ketika membaca buku.

Buku bacaan anak-anak yang menyenangkan jadi pilihan Poso Babaca untuk menyebarkan paham toleransi, keberagaman dan kedamaian.

“ Jadi ada pengetahuan juga yang bisa kami salurkan ke anak-anak, fokus kami ke nilai-nlai keberagaman, toleransi dan anti kekerasan,” imbuh Gunawan.

Menurut Poso Babaca, distribusi buku di Poso sudah baik, hanya saja minat membaca yang masih kurang.

“Di situ kami hadir, kami dampingin anak-anak untuk mau membaca buku,” kata juru bicara komunitas yang mempunyai moto Berbagi Inspirasi Melalui Literasi ini.

Poso Babaca berkeyakinan membaca buku bisa membuka jendela dunia bagi generasi muda, harapannya bisa menghargai nilai-nilai keberagaman, toleransi, dan kedamaian.

“Niat kami untuk menjaga anak-anak jauh dari lingkaran kekerasan, bagus dan sah saja menjadi tentara atau dokter, tapi di sini kami mengenalkan pula ada profesi lain seperti guru, pilot dan lainnya,” kata dia.

Konflik kekerasan Poso di masa lalu bisa saja terulang jika generasi muda masih kurang pengetahuannya. 

Di sisi lain, generasi emas untuk membangun Poso harus disiapkan dengan terus menambah pengetahuan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved