Sulteng Hari Ini

Habiskan Miliaran Rupiah, Sub Kontraktor Tagih Tunggakan Proyek UNDP-Petra di Sulteng

Pekerjaan itu bagian dari proyek Programme for Earthquake and Tsunami Infrastructure Reconstruction Assistance (PETRA).

|
Penulis: Zulfadli | Editor: mahyuddin
Handover
Direktur CV Sinar Bhakti Bersama Vandy S Sambara saat berada di Kantor TribunPalu.com, Jl Emmy Saelan, Kecamatan Palu Selatan, Sabtu (25/5/2024). 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Direktur CV Sinar Bhakti Bersama Vandy S Sambara menagih United Nations Development Programme (UNDP) untuk pembayaran pekerjaan senilai Rp 3,4 miliar.

Dana itu dikeluarkan perusahaan Vandy S Sambara untuk pengerjaan delapan paket UNDP tahun 2021 di wilayah Kabupaten Sigi dan Kota Palu.

Pekerjaan itu bagian dari proyek Programme for Earthquake and Tsunami Infrastructure Reconstruction Assistance (PETRA).

Kedelapan paket Proyek UNDP-Petra itu adalah SD Gimpu, SMP 3 Kulawi, SD Buladangko, SD Lompio, Puskesmas Bolapapu,SD Jonooge, SMK 8 Palu dan SMP 14 Palu.

Vandy S Sambara mengerjakan paket itu bersama PT Tirta Jaya Makmur, Januari 2022.

PT Tirta Jaya Makmur dan CV Sinar Bakti Utama merupakan sub kontraktor dari PT Istaka Karya.

"PT Istaka Karya ini mengerjakan paket senilai Rp 78 miliar untuk Palu, Sigi, Donggala dan Parigi. Perusahaan kami dapat di Sigi dan Palu. Ada juga teman kerjakan di Donggala dan Parigi," jelas Vandy saat berada di Redaksi TribunPalu.com, Sabtu (25/5/2024).

Baca juga: UNDP-Petra Serahkan Proyek TPA Kota Palu dan Donggala

Dia menyebutkan, paket Proyek UNDP-Petra juga dikerjakan CV Arda Persada, PT Karya Putra Mandiri Adisarana dan CV Nurlis.

“Semua pekerjaan PT Istaka Karya dikerjakan subkon dari awal. Awalnya hal itu tidak diketahui UNDP. Namun setelah UNDP tahu, komunikasi mereka langsung ke subkon tanpa perantara PT Istaka lagi,” papar Vandy

Dia menjelaskan, PT Istaka Karya menerima uang muka Rp 15,6 miliar dari UNDP sekira tahun 2021.

Kemudian menerima lagi Rp 6,2 miliar di akhir 2021.

Uang muka itu untuk pembayaran pekerjaan 28 persen.

“Sebenarnya, konsultan yang dipakai UNDP untuk pekerjaan kami sudah memberi teguran namun dana kami sudah keluar Rp 1 miliar. Ditambah lagi PT Istaka terus menyakinkan bahwa pekerjaan itu tidak bermasalah,” jelas Vandy.

Puncaknya, UNDP memanggil manajemen PT Istaka Karya bersama seluruh sub kontraktor yang terlibat proyek Petra di Sulawesi Tengah.

Pascapertemuan itu, UNDP memanggil sub kontraktor mengikuti rapat evaluasi setiap hari Selasa.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved