5 Keunggulan Metode Laparoskopi, Bisa Cepat Kembali Beraktifitas Pasca Operasi Tumor Kandungan

Laparoskopi sebagai jawaban untuk ketakutan para perempuan yang ingin menangani permasalahan tumor atau gangguan pada kandungan.

handover
ILUSTRASI. Keunggulan Laparoskopi sebagai jawaban untuk ketakutan para perempuan yang ingin menangani permasalahan tumor atau gangguan pada kandungan. 

Beberapa tindakan sederhana dapat dilakukan dengan one day surgery atau tanpa rawat inap.

Salah satu Dokter yang berpraktek di Mayapada Hospital Surabaya yang sudah ahli melakukan tindakan Laparoskopi, dr. Robert Hunan, Sp.OG, D.MAS, F.MIS juga menjelaskan bahwa Laparoskopi sebenarnya bukan teknik yang baru.

"Sejak tahun 1980 sudah mulai dikembangkan di Amerika Serikat, kemudian di Singapura sendiri sudah dimulai sejak 1990-an," ucapnya.

Sementara di Indonesia, Laparoskopi operatif untuk tujuan infertilitas sudah dimulai sejak tahun 1991.

Kemajuannya berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi instrumen atau peralatan bedah.

Laparoskopi juga merupakan salah satu metode yang berhasil membuat para dokter dapat melakukan tindakan dengan lebih cepat dan akurat.

Tidak perlu lagi adanya ketakutan pada para apasien.

Ia menjelaskan laparaskopi berbeda dengan operasi konvensional (laparotomi) dengan luka yang lebih besar. Karena metode ini biasanya hanya membutuhkan sayatan sekitar 0,5 hingga satu sentimeter.

“metode ini biasanya dapat dilakukan juga pada pasien yang mengalami gangguan di rongga perut, tidak hanya tumor Kandungan. Contoh gangguan atau tumor pada organ Kandungan misalnya mioma atau benjolan di rahim dan kista di indung telur,”urainya.

Dokter Robert, yang juga pernah mendapatkan pendidikan Laparoskopi dan berkesempatan bekerja di rumah sakit di Singapore memaparkan bahwa secara garis besar ada dua jenis prosedur Laparoskopi,.

"Tergantung dari tujuannya, apakah untuk diagnosis ataupun untuk pengobatan (terapeutik). Contoh Laparoskopi diagnostik, biasanya untuk memeriksa saluran indung telur pada kasus infertilitas atau sulit hamil, dan bisa juga untuk biopsi atau pengambilan sampel jaringan pada kasus kecurigaan ke arah keganasan/kanker," ucapnya.

Kemudai prosedur kedua adalah Laparoskopi terapeutik atau untuk pengobatan.

"Contohnya untuk sterilisasi pada wanita, penanganan hamil ektopik atau di luar Kandungan, kistektomi atau pengangkatan kista di ovarium, tindakan pengangkatan mioma di rahim, serta tindakan histerektomi atau pengangkatan rahim," jelasnya.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga mengatakan bawa di luar negeri, lebih dari 90 persen kasus dilakukan menggunakan Laparoskopi, merujuk pada jurnal medis Minimally Invasive Specialists and Rates of Laparoscopic Hysterectomy pada 2015.

"Di Singapura waktu saya dulu bekerja, juga sama angka nya,” ungkapnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved