Jamaah Islamiyah Bubar

Pengamat Terorisme Khoirul Anam Soal Bubarnya Jamaah Islamiyah, Beneran atau Gimmick?

Proses pembubabaran JI dikisahkan Peneliti dan Pemerhati Terorisme Indonesia, Khoirul Anam. Bagaimana ceritanya?

handover
Proses pembubabaran Jamaah Islamiyah dikisahkan Peneliti dan Pemerhati Terorisme Indonesia, Khoirul Anam. 

Proses ini berlangsung lama, bahkan sejak akhir 1990an.

JI kan didirikan bersama-sama oleh Abdullah Sungkar, Abu Bakar Baasyir, dan Abu Rusydan.  

Dinamika lalu terjadi. Pada 1999, Abu Bakar Baasyir keluar dari JI, dan merasa sudah membubarkan Jamaah Islamiyah.

Alasan keluar dari JI, karena Abu Bakar Baasyir berpandangan jihad yang dilakukan JI seharusnya sudah tidak siri atau rahasia lagi. 

Tapi pandangan itu ditentang orang-orang JI.

Tahun 2003, ketika sudah terjadi berbagai aksi teror bom yang diikuti penangkapan-penangkapan, wacana pembubaran mencuat lagi. 

Satu di antara alasan dan pertimbangannya, jika jihad-jihad itu benar di jalan Allah, maka seharusnya jihad itu berhasil dan tidak ada anggota yang tertangkap.

Selain itu bagi JI, musuh besar yang harus diperangi itu penjajah asing, seperti Amerika Serikat yang dianggap menindas umat Islam. 

Tapi nyatanya, yang jadi korban bukan orang Amerika, bukan tentara Amerika, tapi paling banyak orang Australia, dan bahkan merenggut nyawa orang Indonesia.

Ini hal-hal yang disesalkan. Bagi orang JI, bom Bali (2002) itu bukan aksi JI, karena JI sebagai organisasi tidak pernah memberi izin atau memerintahkan. 

Kajian-kajian itu terus berlangsung sejak itu, hingga mencapai titik akhir pada 30 Juni 2024 saat pembacaan Deklarasi Sentul.

Tentu deklarasi itu didahului pertemuan-pertemuan kajian para tokoh JI, dan terakhir digelar di sebuah lokasi di Solo pada 29 Juni 2024.

Bagi saya yang juga cukup mengejutkan adalah, apa yang terjadi ini tidak diduga oleh pihak keamanan, dalam hal ini Densus 88 Antiteror. 

Maksudnya koq bisa secepat ini. Tapi bagaimanapun ini tentu menggembirakan karena JI adalah organisasi besar di Indonesia, bahkan mungkin di terbesar Asia Tenggara.

Saya juga bertemu dengan orang-orang dari Kemenag, dan mereka terkejut tapi juga senang. Tapi tak bisa dipungkiri ada pihak yang terkejut lalu curiga. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved