WHO Tetapkan Mpox sebagai Darurat Kesehatan Internasional, Kenali Gejalanya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengklasifikasikan mpox sebagai situasi darurat kesehatan internasional.

Editor: Regina Goldie
Handover
Gejala mpox umumnya tampak pada kulit dan memiliki karakteristik yang khas. 

TRIBUNPALU.COM - Kasus mpox atau cacar monyet telah menarik perhatian global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengklasifikasikan mpox sebagai situasi darurat kesehatan internasional.

Gejala mpox umumnya tampak pada kulit dan memiliki karakteristik yang khas.

Baca juga: 
Dirjen HAM Serukan Tindakan Tegas Atasi Perundungan di Program Dokter Spesialis

Gejala mpox pada kulit

Dokter spesialis kulit dan kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV menyebutkan, berdasarkan laporan wabah tahun 2022, lesi dan ruam yang dapat dijumpai pada pasien mpox sering terjadi di area genital, anorektal atau di dalam mulut, dan biasanya berawal dari wajah.

Ruam yang muncul juga tidak selalu menyebar di seluruh bagian tubuh.

“Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki,” ujae Fitria, seperti dikutip dari Antara, via Kompas.com.

Baca juga: 
Evaluasi Target PAD Kota Palu Jadi Fokus Utama Paripurna Perubahan APBD 2024

Ia menambahkan, lesi yang muncul biasanya timbul bersamaan pasa berbagai stadium atau asinkron.

Adanya lesi pada area genital juga menyebabkan gejala pada rektal atau dubur seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur.

Adapun lesi pada cacar monyet sering digambarkan sebagai nyeri, kecuali saat tahap penyembuhan di mana pasien sering mengeluhkan gatal.

Menurut Fitria, baik cacar air maupun cacar monyet sama-sama menyebabkan ruam. Namun, ruam pada cacar monyet lebih padat, dengan lepuhan berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.

Baca juga: 
25 Anggota DPRD Morowali Terpilih Akan Dapat Pin Emas 14 Gram Saat Pelantikan

“Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air,” tulis Fitria.

Cacar monyet biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu.

Meskipun gejalanya tampak ringan, tetapi cacar monyet disebut bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian, terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan sistem imun.

Komplikasi tersebut meliputi infeksi sekunder, pnuemonia, endefalitis, infeksi kornea, hingga hilangnya penglihatan.

Baca juga: 
Visi Misi Jelas Untuk Rakyat, Anwar Hafid Pilihan Tepat Sulteng

Pengobatan mpox

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved