WHO Tetapkan Mpox sebagai Darurat Kesehatan Internasional, Kenali Gejalanya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengklasifikasikan mpox sebagai situasi darurat kesehatan internasional.
TRIBUNPALU.COM - Kasus mpox atau cacar monyet telah menarik perhatian global.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengklasifikasikan mpox sebagai situasi darurat kesehatan internasional.
Gejala mpox umumnya tampak pada kulit dan memiliki karakteristik yang khas.
Baca juga: Dirjen HAM Serukan Tindakan Tegas Atasi Perundungan di Program Dokter Spesialis
Dokter spesialis kulit dan kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV menyebutkan, berdasarkan laporan wabah tahun 2022, lesi dan ruam yang dapat dijumpai pada pasien mpox sering terjadi di area genital, anorektal atau di dalam mulut, dan biasanya berawal dari wajah.
Ruam yang muncul juga tidak selalu menyebar di seluruh bagian tubuh.
“Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki,” ujae Fitria, seperti dikutip dari Antara, via Kompas.com.
Baca juga: Evaluasi Target PAD Kota Palu Jadi Fokus Utama Paripurna Perubahan APBD 2024
Ia menambahkan, lesi yang muncul biasanya timbul bersamaan pasa berbagai stadium atau asinkron.
Adanya lesi pada area genital juga menyebabkan gejala pada rektal atau dubur seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur.
Adapun lesi pada cacar monyet sering digambarkan sebagai nyeri, kecuali saat tahap penyembuhan di mana pasien sering mengeluhkan gatal.
Menurut Fitria, baik cacar air maupun cacar monyet sama-sama menyebabkan ruam. Namun, ruam pada cacar monyet lebih padat, dengan lepuhan berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.
Baca juga: 25 Anggota DPRD Morowali Terpilih Akan Dapat Pin Emas 14 Gram Saat Pelantikan
“Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air,” tulis Fitria.
Cacar monyet biasanya berlangsung selama dua hingga empat minggu.
Meskipun gejalanya tampak ringan, tetapi cacar monyet disebut bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian, terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan pasien dengan gangguan sistem imun.
Komplikasi tersebut meliputi infeksi sekunder, pnuemonia, endefalitis, infeksi kornea, hingga hilangnya penglihatan.
Baca juga: Visi Misi Jelas Untuk Rakyat, Anwar Hafid Pilihan Tepat Sulteng
Pengobatan mpox
15 Agustus 2025 Memperingati Hari Kerajinan Kulit Nasional dan Hari Hebat Sedunia |
![]() |
---|
Kondisi Kesehatan Jokowi Berangsur Baik, Kini Muncul Tebar Senyum Stylis Pakai Jaket Denim |
![]() |
---|
Soal Sakit Jokowi, Roy Suryo Curiga Akibat Stres: Supaya Tidak Stres, Tunjukan Ijazahnya |
![]() |
---|
Gegara Alergi, Jokowi Tak Pede Rayakan Ultah, Tolak Diajak Foto hingga Buru-buru Masuk ke Rumah |
![]() |
---|
Mengapa Kualitas Air Penting dalam Skincare? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.