OPINI

OPINI: Evaluasi Kebijakan Ekonomi Jokowi dan Meneropong Kebijakan Prabowo: Apa yang Beda?

Selama dua periode kepemimpinan Jokowi (2014-2024), fokus utama kebijakan ekonominya adalah infrastruktur, pemerataan pembangunan, pengurangan kemiski

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Salihudin, Pengurus ISEI Cababang Palu, bekerja sebagai Tenaga Ahli Anggota DPR RI 

Masalah struktural seperti ketimpangan ekonomi, pengangguran dan perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19 masih menjadi PR besar. Kendati pemerintah telah meluncurkan berbagai program stimulus ekonomi dan bantuan sosial, dampak jangka panjang dari pandemi masih memerlukan perhatian lebih.

Meneropong Kebijakan Ekonomi Prabowo: Apa yang Beda?

Setelah terpilih sebagai Presiden pada 2024, Prabowo Subianto telah memberikan beberapa sinyal mengenai arah kebijakan ekonominya.

Prabowo diperkirakan akan menggeser beberapa fokus kebijakan dari era Jokowi, terutama terkait dengan kemandirian ekonomi, ketahanan pangan, dan pemberdayaan sumber daya manusia.

Salah satu perbedaan utama antara kebijakan Jokowi dan Prabowo adalah pada pendekatan kemandirian ekonomi. Jokowi lebih fokus pada integrasi Indonesia ke dalam rantai pasokan global melalui investasi asing dan perdagangan bebas.

Sementara Prabowo diperkirakan akan menekankan pada pembangunan ekonomi yg lebih berorientasi ke dalam negeri, dengan prioritas pada peningkatan ketahanan pangan, pengembangan industri lokal, dan pengurangan ketergantungan pada impor bahan pokok.

Dalam berbagai pidatonya, Prabowo sering kali menekankan pentingnya membangun industri pangan nasional yg kuat agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor, terutama beras dan gandum.

Selain itu, Prabowo juga menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh sebagai pilar utama ekonomi nasional. 

Kebijakan reformasi agraria yang lebih luas dan pemberdayaan petani melalui akses modal serta teknologi diprediksi akan menjadi agenda utama pemerintahannya.

 Hal ini berbeda dengan fokus Jokowi yang lebih banyak terarah pada sektor industri dan infrastruktur.

Di bidang investasi, Prabowo kemungkinan besar akan melanjutkan upaya menarik FDI, tetapi dengan persyaratan yg lebih ketat terkait alih teknologi dan peningkatan tenaga kerja lokal.

Kebijakan ini dimaksudkan utk memastikan bahwa investasi asing memberikan manfaat langsung bagi pembangunan ekonomi nasional dan peningkatan kapasitas tenaga kerja Indonesia, bukan hanya sekadar eksploitasi sumber daya.

Prabowo juga telah menegaskan komitmennya untuk memperkuat sektor pertahanan ekonomi nasional. Ini berarti kebijakan industri strategis yang berkaitan dengan energi, pertambangan, dan pertahanan nasional akan menjadi prioritas tinggi.

Berbeda dengan Jokowi yang fokus pada pembangunan infrastruktur sipil, Prabowo lebih berorientasi pada pembangunan sektor-sektor yang dianggap krusial untuk ketahanan nasional, termasuk pembangunan industri pertahanan dan pengembangan teknologi militer.

Tantangan dan Harapan

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved