Palu Hari Ini

Syamsul Saifudin Optimistis Buku Likuefaksi Palu Jadi Daya Tarik Siswa ke Perpustakaan

Apalagi kata Syamsul Saifudin, rata-rata siswa di Kota Palu memang merasakan langsung gempa, tsunami, dan likuefaksi yang terjadi 28 September 2018.

|
Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
Handover
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Syamsul Saifudin, mengatakan, buku Likuefaksi Palu Menggemparkan Dunia akan menjadi salah satu daya tarik para siswa untuk datang membaca di perpustakaan.  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, PALU -  Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Palu, Syamsul Saifudin, mengatakan, buku Likuefaksi Palu Menggemparkan Dunia akan menjadi salah satu daya tarik para siswa untuk datang membaca di perpustakaan. 

Apalagi kata Syamsul Saifudin, rata-rata siswa di Kota Palu memang merasakan langsung gempa, tsunami, dan likuefaksi yang terjadi 28 September 2018 silam.

Syamsul Saifudin mengemukakan hal itu ketika menerima donasi buku tersebut dari penulisnya, wartawan senior, Tasman Banto, Senin (7/10/2024) siang di kantornya.

Baca juga: 
DPRD Palu Resmi Sahkan Alat Kelengkapan Dewan, Berikut Komposisinya

Penyerahan buku disaksikan puluhan siswa SMP IT Persis Palu yang kebetulan sedang berkunjung ke perpustakaan itu.

Syamsul Saifudin mengucapkan terima kasih atas donasi buku sebanyak lima eksemplar itu. 

Para siswa, mahasiswa, bahkan orang lain yang ingin tahu tentang bencana dahsyat yang melanda Palu, Sigi, dan Donggala itu, ia memastikan ingin membacanya. 

“Kalau ingin membaca buku itu silakan ke Perpustakaan Kota Palu,” kata Syamsul Saifudin. 

Baca juga: 
Penguatan Kapasitas Pengawas Desa di Donggala, Abdul Salim : Jaga Integritas dan Solidaritas

Kepada para siswa yang hadir, Syamsul Saifudin juga mengatakan, perpustakaan adalah jendela dunia. 

"Artinya, berbagai hal tentang ilmu pengetahuan dan hal lain dapat dibaca lewat buku-buku yang ada di perpustakaan," ujar Syamsul Saifudin

Menurutnya, setiap hari perpustakaan itu paling sedikit 20 orang pengunjungnya. 

Tetapi paling sering setiap harinya pengunjung sampai 80 orang, pelajar dan mahasiswa umumnya.

Tasman Banto mengatakan, buku yang disumbangkan itu merupakan dokumen yang monumental tentang bencana yang pernah terjadi di Palu.

Baca juga: 
Tersangka Curanmor Di Kabupaten Donggala Dibekuk Polres Donggala

“Artinya, anak cucu-cicit kita nantinya tidak hanya tahu cerita dari mulut ke mulut soal bencana itu. Tetapi lewat buku itu, mereka tahu cerita waktu kejadian itu,” ujar Tasman Banto

Tasman Banto juga sudah menyumbangkan bukunya ke SMP Al Azhar Palu dan SMAN 1 Palu. 

Tasman Banto juga sudah memberikan kepada rekan-rekannya di Palu, bahkan, ada yang meminta buku itu dari Makassar, Kendari, dan Jakarta. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved