Jalan Panjang Indonesia Bebas Judi Online: Bahu–membahu Berperang dengan Permainan Penuh Tipu

Irawan juga menyinggung soal lagu Raja Dangdut Rhoma Irama yang secara khusus membahas judi, bukti dari zaman dulu sampai sekarang judi buruk.

Penulis: Imam Saputro | Editor: Wahid Nurdin
TribunJabar
ilustrasi judi online 

“Karena di HP masing-masing, maka menjadi sangat berbahaya, diam-diam ternyata main judi.”

Dosen berusia 38 tahun ini mengatakan terkadang judi disamarkan dengan modus permainan gim online.

"Sekarang makin canggih, dari luar tampaknya cuma mainan gim biasa, tapi ternyata itu pakai deposit, ada taruhannya jadi ujung-ujungnya judi juga, ini juga harus diwaspadai oleh orang tua ataupun aparat," kata dia.

Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada 2023, sebanyak 3,79 juta warga Indonesia terseret dalam pusaran judi online. Total depositnya mencapai Rp 34 triliun.

Ironisnya, 80 persen dari jumlah pemain judi online tersebut merupakan masyarakat berpenghasilan rendah, di antaranya pelajar, mahasiswa, buruh, petani, ibu rumah tangga, dan pegawai swasta.

Mereka melakukan deposit atau top up dana untuk modal berjudi rata-rata kurang dari Rp 100.000. Sebanyak 51 persen merupakan karyawan swasta. Sisanya berturut-turut adalah pengusaha sebanyak 17 persen, pedagang 10 persen, serta pelajar atau mahasiswa 8 persen.

“Yang bahaya adalah ketika menang ketagihan, sedangkan ketika kalah penasaran, perlu kita sebarkan bahwa judi online itu ada alogaritma tertentu, ada trik psikologisnya, yang ujung-ujungnya pengguna atau masyarakat pasti, saya katakan pasti ya, pasti kalah, pasti rugi,” terang Irawan.

“Kalau menang itu paling hanya sekali, sebagai pancingan, selanjutnya itu biasanya dan pasti kalah dengan nominal lebih besar daripada ketika menang,” tegasnya.

Menurut Irawan, upaya dari pemerintah termasuk adanya SMS Blast dari Kominfo bisa memberikan pencegahan.

“Semua upaya perlu dilakukan, SMS meski kesannya jadul, tapi malah bisa memberikan atensi, lo ada SMS apa ini, biasanya kan apa-apa sekarang via WA, jadi SMS Blast bisa jadi pintu masuk pencegahan,” kata Irawan.

Irawan juga menyinggung soal lagu Raja Dangdut Rhoma Irama yang secara khusus membahas judi. “Itu bukti dari zaman dulu sampai sekarang judi itu tidak bisa membuat seseorang jadi kaya,” katanya.

“Selain tentu saja kampanye melalui gaya Gen Z di media sosial terus dilakukan, agar literasi digital penerus bangsa bisa terjaga, paling minim tidak terjerumus ke judi dengan segala macam "pakaiannya" dan bisa menjadi agen perubahan di keluarga masing-masing.”

Menurutnya, pemberantasan judi online harus dilakukan dari hulu ke hilir. “ Dari pemerintah kan sekarang sudah mulai ada Satgas yang memblokir situs judi, blokir rekening yang terafiliasi judi, itu dari atas, kita yang ada di masyarakat bisa aktif untuk memberikan edukasi bahwa bagaimanapun judi itu ujung-ujungnya merugikan,” kata dia.

Kuatkan Peran Keluarga

Pemain judi online mirisnya tidak hanya berasal usia dewasa tetapi juga anak-anak.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved