Palu Hari Ini

Pemkot Palu Kembangkan Kawasan Urban Farming di Lahan Bekas Likuifaksi

Kawasan terdampak likuifaksi di Petobo dan Balaroa direncanakan akan dialihfungsikan menjadi kawasan urban farming.

Editor: Regina Goldie
HANDOVER / TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TEMPO
URBAN FARMING PALU - Pemerintah Kota Palu kini tengah mengembangkan kawasan khusus untuk urban farming.  

TRIBUNPALU.COM - Pemerintah Kota Palu kini tengah mengembangkan kawasan khusus untuk urban farming

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh WaliKota Palu, Hadianto Rasyid saat menghadiri podcast dari Tempo.

Hadianto Rasyid mengungkapkan hingga saat ini, prosesnya masih berlangsung. 

Urban farming adalah praktik bercocok tanam dan beternak di daerah perkotaan atau area yang padat penduduk.

"Masih dalam proses. Kami berharap rencana ini dapat sepenuhnya didukung oleh pemerintah pusat," ujar Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid dikutip dari YouTube Tempodotco pada Kamis (1/5/2025).

Baca juga: Sayutin Budianto Tekankan Penguatan Koordinasi DPRD dan Pemda Parimo Sulteng

Kawasan terdampak likuifaksi Petobo dan Balaroa yang berada di Kota Palu direncanakan akan dialihfungsikan menjadi kawasan urban farming

"Kedua kawasan ini berada di zona merah yang tidak lagi layak untuk permukiman, sehingga kami merencanakan pemanfaatannya sebagai kawasan urban farming," jelas Hadianto Rasyid dikutip dari YouTube Tempodotco pada Kamis (1/5/2025)..

Meskipun tidak lagi dapat digunakan untuk tempat tinggal, pemerintah berupaya menjadikan kedua kawasan tersebut tetap produktif.

Baca juga: Peringatan Hari Buruh 2025, Presiden Prabowo Janji Bentuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional

 Nantinya, lahan ini akan dikembalikan kepada pemilik tanah untuk dikelola, namun tetap berdasarkan masterplan yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Palu.

Dengan demikian, diharapkan lahan-lahan bekas likuifaksi ini tidak menjadi lahan tidur, tetapi dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.

Hadianto Rasyid menjelaskan luas lahan terdampak likuifaksi di Petobo diperkirakan kurang dari 180 hektar, sedangkan di Balaroa mencapai sekitar 50 hektar.

Pemerintah Kota Palu berharap rencana ini dapat segera mendapat dukungan dari pemerintah pusat agar lahan tersebut dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat.

Hadianto Rasyid menambahkan upaya ini juga sejalan dengan program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan pemerintah pusat.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved