Haji 2025

Kepala BPOM Sebut Angka Kematian Jemaah Haji Turun Signifikan

Menurutnya, tren ini tak lepas dari kerja keras petugas haji lintas sektor termasuk tim kesehatan dan kedisiplinan jamaah.

Editor: Fadhila Amalia
Media Center Haji/Mansur
HAJI 2025 - Angka kematian jamaah haji menjadi salah satu indikator penting evaluasi operasional haji tiap tahun dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. 

TRIBUNPALU.COM - Anggota Amirul Hajj 2025 Bidang Kesehatan, Taruna Ikrar, menyampaikan angka kematian jamaah haji menjadi salah satu indikator penting evaluasi operasional haji tiap tahun dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Kabar baiknya bagi Indonesia, angka kematian jamaah hingga operasional haji hari ke-39 hari ini, Minggu (8/62025), ada penurunan dibanding tahun lalu. 

Baca juga: Mulai Cair, Begini Cara Cek Penerima BSU 2025 di Link bsu.bpjsketenagakerjaan.go.id

Meskipun demikian, Taruna Ikrar yang juga Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI ini menegaskan petugas haji Indonesia termasuk di bidang kesehatan masih harus bekerja keras untuk mencegah bertambahnya angka kematian jamaah haji Tanah Air.

Taruna Ikrar menyebut angka kematian jamaah haji Indonesia tahun ini menurun signifikan.

Menurutnya, tren ini tak lepas dari kerja keras petugas haji lintas sektor termasuk tim kesehatan dan kedisiplinan jamaah.

Baca juga: 175 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia, Mayoritas Penyakit Jantung

“Kita bersyukur, jamaah banyak mengikuti arahan petugas kesehatan,” ujar Taruna Ikrar.

Termasuk mengikuti imbauan tidak beraktivitas berlebihan di luar ruangan antara pukul 10.00 pagi hingga 16.00. Mengingat cuaca saat itu cukut terik di Arab Saudi di atas 40 derajat celcius.

Jumlah jemaah haji Indonesia tahun ini mencapai 221.000 orang.

Dari jumlah itu, hampir 50 persen adalah lanjut usia.

Sebagian besar jamaah juga memiliki penyakit bawaan atau komorbid.

“Banyak jemaah kita yang hipertensi, diabetes, bahkan ada yang pneumonia,” ucapnya.

Situasi ini menjadi tantangan serius bagi tim kesehatan.

Apalagi, jumlah tenaga medis Indonesia di Tanah Suci sangat terbatas. Jumlahnya 1.050 melayani 221 ribu jamaah. 

“Dokter spesialis kita hanya 28 orang,” ungkap Taruna.

Selain itu, ada ratusan dokter umum dan petugas medis lainnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved