Palu Hari Ini

Beri Kuliah Umum di UIN Datokarata Palu, Menteri P2MI Tawarkan Jalan Sukses Ke Mahasiswa

Ia mengatakan bahwa bekerja di luar negeri bisa menjadi “Kuliah kehidupan” yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru di daerah.

Penulis: Supriyanto | Editor: Fadhila Amalia
Ucok/TribunPalu.com
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengajak mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu untuk tak ragu merantau ke luar negeri sebagai pekerja migran legal dan terampil, Selasa (10/6/2025). 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Supriyanto Ucok.

TRIBUNPALU.COM, PALU - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengajak mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu untuk tak ragu merantau ke luar negeri sebagai Pekerja Migran legal dan terampil.

Abdul Kadir Karding menyebut, peluang ini bukan hanya membuka pintu rezeki, tetapi juga menjadi jalan menuju transformasi hidup.

Baca juga: Rizal Intjenae Dorong Program Pertanian Berbasis Ekonomi Dan Pariwisata di Sigi

Ia mengatakan bahwa bekerja di luar negeri bisa menjadi “Kuliah kehidupan” yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru di daerah dalam kuliah umum yang digelar di kampus UIN Datokarama.

"Banyak mantan pekerja migran sekarang jadi kepala desa, camat, bahkan anggota DPRD. Mereka punya cara berpikir yang lebih maju karena pernah melihat dunia luar. Ini yang saya sebut kuliah baru," katanya, Selasa (10/6/2025)

Baca juga: 14 Calon Komisioner KPID Sulteng Ikuti Uji Publik, 4 Incumbent dan Jurnalis Berebut 7 Kursi

Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa bekerja sebagai migran terampil adalah investasi kualitas diri.

Ia menepis stigma lama yang menganggap pekerjaan ini sebagai pilihan terakhir.

Menurutnya, dengan sistem pelatihan vokasi dan sertifikasi yang sedang dikembangkan pemerintah, pekerja migran Indonesia bisa bersaing di level global.

"Kita akan bangun Migran Center di kampus. Mahasiswa bisa ikut kelas bahasa Jepang, Korea, dan negara-negara tujuan lainnya. Semuanya berbasis kebutuhan dunia kerja internasional," ujarnya.

Ia menargetkan agar mahasiswa tidak sekadar menjadi pekerja, tetapi pekerja profesional bergaji tinggi.

Ia menyebut angka gaji Rp20 juta hingga Rp30 juta per bulan bukan mimpi, asal dibekali keterampilan dan kesiapan mental.

"Pulang-pulang bisa jadi juragan. Mahasiswa jangan takut, Jepang, Korea, Eropa, kami fasilitasi, yang penting mau belajar dan berani mencoba," ucap Karding.

Baca juga: 14 Calon Komisioner KPID Sulteng Ikuti Uji Publik, 4 Incumbent dan Jurnalis Berebut 7 Kursi

Tak hanya soal pelatihan teknis, Karding juga menekankan pentingnya literasi hukum dan keuangan.

Menurutnya, banyak kasus pekerja migran tertipu kontrak atau kehilangan hasil kerja karena tidak paham cara mengelola uang.

"Ada yang kirim semua uang ke rumah, ternyata dipakai suaminya nikah lagi, ini karena kurang literasi, harus belajar cara mengatur keuangan dan berinvestasi," jelasnya.

Baca juga: Cek 6 Syarat Dapat BSU Sesuai Permenaker No.5 Tahun 2025

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved