Anemia Bukan Penyakit Bawaan, Ini Kelompok Umur yang Rentan Terserang dan Pemicunya
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), anemia bukan sekadar soal tubuh terasa lemas.
TRIBUNPALU.COM - Anemia masih menjadi masalah kesehatan yang sering diabaikan, meski dampaknya bisa mengganggu produktivitas, konsentrasi, bahkan kualitas hidup secara menyeluruh.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), Anemia bukan sekadar soal tubuh terasa lemas.
Baca juga: Link dan Cara Cek Hasil Seleksi PPPK 2024 Tahap 2, Diumumkan Mulai Hari Ini
Anemia adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan kurangnya jumlah sel darah merah sehat (eritrosit) dalam tubuh.
Hemoglobin adalah protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kelelahan, pucat, dan sesak napas.
Penyebab anemia bisa beragam, tetapi yang paling umum adalah kekurangan zat besi.
Baca juga: Bupati Sigi Tegaskan Komitmen Bangun Budaya Anti Korupsi
Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin.
Kekurangan zat besi bisa disebabkan oleh pola makan yang kurang bergizi, kehilangan darah (misalnya saat menstruasi), atau penyakit tertentu.
“Kalau seseorang merasa sering lelah, pucat, kurang semangat, bahkan pingsan ringan, itu bisa jadi indikasi awal anemia,” kata dr. Andi pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Senin (16/6/2025).
Anemia dan Perannya dalam Tubuh
Sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Bila jumlahnya berkurang atau kualitasnya tidak baik, tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Inilah yang menyebabkan penderita anemia mengalami kelelahan berkepanjangan.
“Kadang pasien enggak sadar. Mereka datang karena merasa enggak fit terus-menerus. Tapi setelah dicek darah, ternyata kadar hemoglobinnya rendah,” ujarnya.
Baca juga: Rizal Intjenae Sampaikan Ranperda Pertanggungjawaban APBD 2024 di DPRD Sigi
Mayoritas Kasus Bukan Bawaan
Masyarakat seringkali salah kaprah, mengira bahwa anemia adalah penyakit genetik atau bawaan sejak lahir.
Padahal, lebih dari 80 persen kasus anemia justru berasal dari gaya hidup yang kurang sehat, terutama pola makan.
“Anemia bawaan seperti thalassemia atau sickle cell anemia memang ada, tapi kasusnya jauh lebih sedikit. Sebagian besar karena kurang zat besi, kurang vitamin B12, atau kekurangan protein,” jelasnya.
Kekurangan zat-zat tersebut menghambat produksi sel darah merah baru dalam sumsum tulang.
Dalam jangka panjang, tubuh tidak bisa menggantikan sel darah yang rusak secara optimal.
Selain itu, beberapa penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal, atau infeksi kronik juga dapat menyebabkan anemia, tapi jumlahnya relatif lebih kecil dibandingkan anemia akibat gizi buruk.
Siapa yang Rentan Terkena?
Menurut Andi, kelompok usia rentan bukan hanya anak-anak atau lansia, tapi juga orang dewasa aktif, terutama mereka yang menjalani gaya hidup modern yang serba cepat.
“Sekarang kita sering temukan pasien yang secara fisik terlihat sehat, bahkan berat badan ideal. Tapi setelah diperiksa, zat besi dan vitaminnya kurang,” ungkapnya.
Baca juga: BUMN Buka Lowongan Kerja Terbaru Juni 2025 di PT Sucofindo, Berikut Linknya
Masalah ini sering terjadi karena pola konsumsi yang tidak seimbang.
Banyak orang terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji atau tinggi kalori (gula, tepung, dan lemak), namun rendah mikronutrien seperti zat besi, folat, atau vitamin B12.
“Mungkin gulanya cukup, bahkan over. Tapi mikronutriennya kurang. Enggak suka sayur, jarang makan ikan. Akhirnya anemia,” tambahnya.
Di sisi lain, dr Andi menilai literasi gizi di masyarakat masih rendah. Banyak orang belum tahu pentingnya keseimbangan nutrisi.
Dalam keluarga, yang diajarkan mungkin hanya soal ‘makan sampai kenyang’, bukan soal kualitas gizi.
“Anemia ini banyak terjadi karena didikan sejak kecil. Kalau dalam keluarga atau lingkungan sekitar enggak mencontohkan makan bergizi seimbang, ya akhirnya terbawa terus sampai dewasa,” tutupnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.