Darah Rendah Tak Selalu Anemia, Ini Cara Membedakan Risiko yang Mengintai

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), kedua kondisi ini berbeda secara medis.

Editor: Fadhila Amalia
https://draxe.com/irregular-heartbeat/
ILUSTRASI - Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi di mana tekanan sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah) lebih rendah dari normal, misalnya 80/50 mmHg.  

TRIBUNPALU.COM - Banyak masyarakat menyamakan istilah “darah rendah” dengan Anemia

Padahal, menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), kedua kondisi ini berbeda secara medis.

“Kalau ada yang bilang darah saya rendah, itu harus diklarifikasi dulu. Maksudnya tekanan darah rendah (hipotensi), atau sel darah merahnya yang kurang?” jelas dr Andi pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Senin (16/6/2025).

Baca juga: Harga HP Infinix Terbaru: Infinix Note 50x, Infinix Smart 9 HD, Infinix GT 30Pro, Infinix Zero Ultra

Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah kondisi di mana tekanan sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah) lebih rendah dari normal, misalnya 80/50 mmHg. 

Sementara Anemia adalah kondisi rendahnya jumlah atau kualitas sel darah merah dalam tubuh.

“Dua kondisi ini bisa berdiri sendiri, bisa juga terjadi bersamaan. Tapi tidak semua orang dengan darah rendah pasti mengalami anemia,” tegasnya.

Baca juga: Putusan Gugatan Lisa Mariana terhadap Ridwan Kamil Bakal Segera Terjawab, Ini Jadwal Sidangnya

Jika seseorang memiliki tekanan darah rendah secara kronis, tubuh biasanya sudah melakukan adaptasi. Gejala seperti lemas tidak selalu muncul.

Sebaliknya, jika seseorang mengalami anemia berat, maka walaupun tekanan darahnya normal, tubuh tetap akan terasa sangat lemas, sulit konsentrasi, dan mudah pingsan karena distribusi oksigen terganggu.

Gejala Mirip, Begini Cara Bedakan Anemia dan Darah Rendah
Karena gejalanya mirip, lemas, lesu dan pucat masyarakat sering kesulitan membedakan antara anemia dengan darah rendah. 

Itulah mengapa dr. Andi menyarankan agar masyarakat tidak mengandalkan asumsi, melainkan memeriksakan diri.

 Produk pengukur tekanan darah mandiri dari Omron (ist)
“Cek darah lengkap sangat penting. Bisa lihat kadar hemoglobin, hematokrit, ukuran sel darah, dan sebagainya. Kalau hanya cek tekanan darah, itu enggak cukup,” tegasnya.

Baca juga: BSU 2025 Segera Cair ke Rekening Penerima, Ini Cara Cek ke Bank BNI, BRI, BTN, Mandiri, dan BSI

Melalui pemeriksaan darah, tenaga medis bisa menilai apakah seseorang mengalami anemia mikrositik (sel darah kecil), anemia normositik, atau mungkin ada gangguan lain seperti kekurangan elektrolit.

Kementerian Kesehatan RI telah menyediakan berbagai program skrining kesehatan gratis. 

Namun, masih banyak masyarakat yang tidak memanfaatkannya.

“Kita kadang cuma periksa satu data: tekanan darah. Padahal komponen dalam darah banyak, termasuk elektrolit, mineral, bahkan hormon,” jelasnya.

Baca juga: KARAMHA dan Himasos Untad Dorong Perda Masyarakat Hukum Adat di Sulawesi Tengah

Menurut dr. Andi, anemia yang tidak ditangani dengan baik bisa berujung pada masalah serius, terutama bila berkaitan dengan penyakit kronis seperti gagal ginjal atau infeksi menahun.

“Kalau anemia berat, tubuh jadi cepat capek, produktivitas menurun, bahkan bisa memperberat penyakit lain. Jadi jangan anggap sepele,” pungkasnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved