PLN Suluttenggo

Nusakambangan Jadi Pusat Pemberdayaan, Warga Binaan Olah Limbah FABA PLN Jadi Produk Konstruksi

Warga binaan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, kini dibekali keterampilan mengolah limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA)

Editor: Lisna Ali
handover
Warga binaan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, kini dibekali keterampilan mengolah limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), yaitu sisa pembakaran batu bara dari PLTU Adipala, menjadi produk konstruksi bernilai ekonomi tinggi. 

TRIBUNPALU.COM - Warga binaan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, kini dibekali keterampilan mengolah limbah Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), yaitu sisa pembakaran batu bara dari PLTU Adipala, menjadi produk konstruksi bernilai ekonomi tinggi.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero).

Melalui workshop FABA yang didirikan di lahan tidur Pulau Nusakambangan, warga binaan dilatih memproduksi batako, paving block, roaster, hingga buis beton.

Inisiatif ini menandai transformasi Lapas dari citra penjara menakutkan menjadi pusat pemberdayaan produktif.

Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengapresiasi kontribusi PLN.

Baca juga: Anggota DPRD Sigi Dorong Pembentukan Tim Investigasi Independen Terkait Pengangkatan PPPK 2024

Ia menyebut program ini sebagai model pelatihan kerja yang digalakkan untuk mempersiapkan warga binaan agar memiliki bekal nyata saat kembali ke masyarakat.

"Program ini merupakan model pelatihan kerja yang sedang kami galakkan untuk mempersiapkan warga binaan agar siap kembali ke masyarakat,” ujar Agus melalui rilis yang diterima TribunPalu.com, Jumat (17/10/2025).

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa pemanfaatan FABA menciptakan peluang ekonomi sirkuler dan solusi lingkungan.

Ia menyoroti potensi bisnis workshop FABA yang kini dilengkapi dua unit mesin.

Baca juga: PLN Suluttenggo Bekali 47 Siswa SMK Palu Keterampilan Konversi Motor Listrik

"Workshop berpotensi menghasilkan omzet hingga Rp5,4 miliar per tahun," kata Darmawan.

Dengan kapasitas produksi mencapai 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun, kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan menghasilkan produk berkualitas dengan harga kompetitif.

Sebanyak 30 warga binaan dilaporkan telah aktif dan terampil dalam memproduksi olahan FABA.

Darmawan optimistis jumlah ini akan terus bertambah. 

Warga binaan, seperti Kevin Ruben Rafael dan Listianto, menyampaikan rasa syukur atas ilmu yang mereka peroleh, berharap keterampilan ini dapat menjadi modal kemandirian setelah bebas.

"Kami sangat terkesan dengan kemampuan warga binaan yang luar biasa," tutup Darmawan.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved