Parigi Moutong Hari Ini

BREAKINGNEWS: Menu MBG di Parimo Sulteng Dikeluhkan, Warganet Soroti Nasi Lembek dan Tahu Keras

Sejumlah siswa dan orang tua murid menyampaikan keluhan terkait menu yang disajikan.

|
Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Fadhila Amalia
Faaiz/TribunPalu
ILUSTRASI - Program makan gratis sekolah di Parigi Moutong menuai beragam tanggapan. Sejumlah siswa dan orang tua murid menyampaikan keluhan terkait menu yang disajikan. 

Komentar lain datang dari Susanti Purwanti Akili Amoorea.

“Anakku yang SMP, eranga (kasihan-red) dia bilang keras tahunya tiada rasa. Masih enak bekal yg dibawa mama,” tulisnya.

Baca juga: Erick Lauw Soroti Potensi Danau Tetean, Dukung Pembangunan PLTMH oleh PT Timfos di Bangkep

Meski banyak kritik, Fadlon tetap mengapresiasi adanya makan gratis.

“Alhamdulillah sudah ada makan gratis, semoga bisa bertahan sampai 4 tahun ke depan,” tulisnya.

Program makan gratis merupakan salah satu kebijakan nasional.

Di Parigi Moutong, pelaksanaannya mulai berjalan pekan ini di sejumlah sekolah.

Namun, beragam komentar warganet menunjukkan perlunya evaluasi soal kualitas menu.

“Anak-anak jujur menyampaikan kritik dan sarannya, itulah yang lucu,” tulis Fadlon menutup postingannya.

Tujuan dan Dampak Program MBG

Program ini tidak hanya berfokus pada pemberian makanan gratis, tetapi juga memiliki beberapa tujuan dan dampak yang lebih luas:

Peningkatan Gizi: Memastikan anak-anak dan ibu mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kecerdasan.

Pengentasan Stunting: Secara spesifik, program ini dirancang untuk menekan angka stunting (kekerdilan) yang masih tinggi di Indonesia.

Baca juga: Film Horor Labinak: Mereka Ada di Sini Mulai Tayang, Tawarkan Teror Ritual Kelam

Penggerak Ekonomi Lokal: Program ini diharapkan dapat memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta petani, peternak, dan nelayan lokal karena bahan baku makanan diupayakan berasal dari produk setempat.

Meskipun mendapat dukungan luas, implementasi program MBG juga menghadapi tantangan, seperti isu logistik, pengawasan kualitas makanan, dan keberlanjutan pendanaannya.

Namun, program ini tetap menjadi prioritas utama pemerintah untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.(*)

 

(TribunBreakingNews)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved