Dugaan Kasus Kekerasan Santri di Parimo

UPTD PPA Parimo Akan Beri Penguatan Psikologis bagi Santri di Ponpes Tempat Korban Belajar

Langkah ini dilakukan pasca mencuatnya dugaan kasus bullying yang menimpa santri berusia 14 tahun tersebut.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Fadhila Amalia
Faaiz/TribunPalu
KASUS BULLYING - UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3AP2KB Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), berencana memberikan penguatan psikologis bagi para santri di pondok pesantren tempat korban AWS belajar. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO – UPTD Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas DP3AP2KB Parigi Moutong berencana memberikan penguatan psikologis bagi para santri di pondok pesantren tempat korban AWS belajar.

Langkah ini dilakukan pasca mencuatnya dugaan kasus bullying yang menimpa santri berusia 14 tahun tersebut.

Kepala UPTD PPA Dinas DP3AP2KB, Saifuddin Jemi Roslan mengatakan, program penguatan psikologis bagi anak merupakan agenda rutin lembaganya.

Baca juga: Wagub Sulteng Sambut Kedatangan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Palu

Namun, program tersebut belum bisa menjangkau semua pondok pesantren karena keterbatasan tenaga pendamping dan efisiensi anggaran.

“Kalau pondoknya dekat dalam kota, kami rutin lakukan kunjungan. Tapi kalau jauh, kami terkendala personel dan biaya,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).

Menurutnya, pendampingan biasanya difokuskan pada sekolah dan pesantren di wilayah sekitar Kota Parigi.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan berkoordinasi dengan pimpinan untuk menjadwalkan kunjungan ke pondok pesantren tempat korban menimba ilmu.

“Kami akan upayakan segera ke sana karena kasus ini perlu perhatian khusus,” katanya.

Tujuan kegiatan tersebut adalah memberikan dukungan psikologis bagi para santri agar tidak mengalami trauma pasca kejadian.

Baca juga: Ultah ke-74 Prabowo Subianto, Anies Baswedan Kirim Doa: Semoga Allah Beri Petunjuk

Selain itu, pendampingan juga menjadi bagian dari upaya pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan berbasis asrama.

Menurut dia, UPTD PPA juga akan menggelar sosialisasi tentang hak anak dan perlindungan dari kekerasan di pondok pesantren.

“Kami ingin anak-anak tahu mereka punya hak untuk merasa aman dan terlindungi,” ujarnya.

Pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa membantu memulihkan kondisi psikologis para santri dan menciptakan suasana belajar yang kondusif.

Baca juga: BREAKINGNEWS: Inspektorat Sulteng Mulai Selidiki Kasus Dugaan Pelecehan di SMA Madani Palu

"Pendekatan itu juga diharapkan memperkuat kerja sama antara pemerintah daerah dan lembaga pendidikan dalam mencegah kekerasan terhadap anak," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved