Dugaan Kasus Kekerasan Santri di Parimo

Santri Meninggal di RS Parimo, Ponpes Pertanyakan Keberadaan Korban Sebelum Dirujuk

Menurutnya, setelah meninggalkan pondok, korban berada di luar pengawasan pihak Ponpes selama beberapa hari.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Fadhila Amalia
Handover
DUGAAN KASUS KEKERASAN - Pihak pondok pesantren mempertanyakan keberadaan santri AWS (14) selama empat hari sebelum meninggal dunia, di RS Raja Tombolotutu Parigi Moutong, Selasa, 15 Oktober 2025. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO – Pihak Pondok Pesantren mempertanyakan keberadaan santri AWS (14) selama empat hari sebelum meninggal dunia, di RS Raja Tombolotutu Parigi Moutong, Selasa, 15 Oktober 2025.

Pimpinan Ponpes, AHWG, mengatakan korban sempat meminta izin berobat pada 8 Oktober 2025 pagi.

Menurutnya, saat dijemput, kondisi korban masih terlihat sehat.

“Anak itu masih bisa berlari dan naik turun tangga saat dijemput,” ujar AHWG saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Pastikan Data Pemilih Akurat, Bawaslu Donggala Gelar Rapat Koordinasi PDPB 2025

Menurutnya, setelah meninggalkan pondok, korban berada di luar pengawasan pihak Ponpes selama beberapa hari.

Selama itu, pihaknya tidak mendapat kabar kondisi korban.

“Kami baru tahu setelah korban dirujuk ke rumah sakit dan meninggal dunia beberapa jam kemudian,” jelasnya.

AHWG menyebut, dari informasi yang diterima, korban sempat dirawat karena penyakit malaria dan demam berdarah di puskesmas setempat.

Ia juga mengaku mendengar kabar bahwa korban sempat dikeluarkan dari puskesmas oleh ayahnya sebelum dinyatakan pulih oleh dokter.

Baca juga: Dinas Pendidikan Donggala Tegaskan Komitmen Lestarikan Bahasa Kaili lewat FTBI 2025

“Dokter dikabarkan belum mengizinkan pulang karena kondisinya masih kritis,” kata AHWG.

Pihak Ponpes menegaskan telah menindaklanjuti kabar dugaan perundungan dengan memanggil sejumlah santri yang disebut terlibat.

Bahkan kata dia. semua membantah telah melakukan kekerasan.

“Mereka membuat pernyataan di hadapan Kasat Intel bahwa tidak ada tindakan bullying,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya menyerahkan seluruh rekaman CCTV ke polisi untuk penyelidikan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved