BMKG: Parigi Tetap Berisiko Terdampak Gempa Meski Tak Dilewati Sesar Langsung

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO – Kepala Stasiun Geofisika Palu, Sujabar, mengingatkan warga Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tetap waspada meski pusat kota tidak dilewati sesar gempa secara langsung.

Dia menjelaskan, Kota Parigi hanya sekitar 30 kilometer dari Sesar Palu-Koro, salah satu sumber gempa aktif di Sulawesi Tengah.

“Kota Parigi tetap berisiko terdampak gempa dari Sesar Palu-Koro,” kata Sujabar saat Diskusi Publik Gempa Bumi di Parigi, Selasa (21/10/2025).

Baca juga: Ammar Zoni Desak Nikah di Lapas, Dokter Kamelia Menolak: Ada Orang Tua

Berdasarkan data BMKG periode 2014–2024, Kota Parigi tidak memiliki titik episenter gempa karena tidak dilewati sesar langsung.

Meski begitu, Parigi dan sekitarnya tetap berisiko terdampak getaran kuat dari Sesar Palu-Koro.

Menurut Sujabar, di wilayah Parigi terdapat Sesar Palukoro yang terbagi menjadi empat segmen.

Yaitu Segmen Selat Makassar magnitudo 7,1, Segmen Palu 6,8; Saluki 6,9; dan Moa 7,1.

Dia menambahkan, di sebelah selatan, Sesar Sausu hanya melewati ujung wilayah Parigi.

Jika pecah total, potensi magnitudonya mencapai 6,8.

Baca juga: Dukcapil Donggala Gencarkan Perekaman Data ODGJ dan Disabilitas Lewat Program Jemput Bola

Selain itu, kata dia, Sesar Palolo dan Tokararu juga dapat memberi dampak sekunder bagi Kota Parigi.

Sujabar mengingatkan pengalaman 2018, ketika Palu-Koro mencatat magnitudo 7,5 karena tiga segmen lepas bersamaan.

“Tiga segmen lepas bersamaan, dampaknya sudah terasa luas,” ujarnya.

Dia menjelaskan, prediksi maksimum jika keempat segmen Palukoro lepas bersamaan bisa mencapai 7,8–8,0.

Namun dia menegaskan, angka ini hanya potensi, bukan ramalan gempa.

Untuk menilai risiko lokal, tim Stasiun Geofisika Palu melakukan mikrozonasi di 81 titik Kota Parigi antara Oktober 2024 hingga Maret 2025.

“Data mikrozonasi membantu kami memahami efek gempa di setiap wilayah kota,” kata Sujabar.

Menurutnya, hasil mikrozonasi menunjukkan frekuensi dominan getaran antara 0,26 hingga 2,91 Hz.

Baca juga: DPRD Donggala Sahkan Perubahan Perumda Sakaya Membangun Menjadi Perseroda Donggala Maju Berjaya

Tanah keras menghasilkan getaran cepat sehingga bangunan harus fleksibel.

"Sedangkan tanah lunak menghasilkan getaran lambat sehingga konstruksi perlu lebih kaku," tambah dia.

Dia menjelaskan, Kota Parigi memiliki topografi meningkat ke arah daratan dengan ketinggian rata-rata di atas 50 meter.

Tiga jenis batuan utama memengaruhi amplifikasi gempa.

Langkah mitigasi lain, kata dia, meliputi sosialisasi kesiapsiagaan, pemetaan zona rawan gempa, serta pengawasan desain bangunan di wilayah perkotaan.

“Pahami potensi gempa, jangan panik, dan bangun infrastruktur sesuai standar,” kata Sujabar.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025, Emas Antam Merosot, Turun Rp177 Ribu Per Gram

Dia menambahkan, masyarakat Parigi sudah berpengalaman menghadapi getaran gempa hampir setiap tahun.

“Pengalaman warga membantu warga parigi lebih siap menghadapi gempa,” pungkasnya.(*)