Sigi Hari Ini

Karsa Institute Bentuk Program BEN, Strategi Rehabilitasi bagi Penyandang Disabislitas

KARSA INSTITUTE adalah base line dari hasil pendataan sementara yang dilakukan oleh tim BEN.

Penulis: Supriyanto | Editor: Regina Goldie
HANDOVER
Karsa Institute membentuk sebuah program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM/CBR) sebagai strategi dalam Program Building Effective Network (BEN). 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Supriyanto Ucok

TRIBUNPALU.COM, PALU - Karsa Institute membentuk sebuah program Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM/CBR) sebagai strategi dalam Program Building Effective Network (BEN).

Pendekatan ini dilakukan untuk memastikan layanan yang diberikan bersifat inklusif, berbasis hak, dan terintegrasi dengan potensi lokal serta dukungan lintas sektor.

Strategi ini memastikan bahwa penyandang disabilitas memperoleh akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, inklusi sosial, perlindungan sosial, dan kemandirian ekonomi

Program yang menyasar anak dan remaja penyandang disabilitas termasuk mereka yang pernah mengalami kusta hingga usia 25 tahun, khususnya yang hidup dalam kondisi kemiskinan. 

Baca juga: Wagub Reny Dorong Kabupaten Kota Dirikan Sekolah Rakyat

Sebanyak enam Desa di kabupaten Sigi yang hadir pada pertemuan sub-cluster hari ini, diantaranya Desa Sibalaya Utara, Kota Rindau, Pombewe, Langaleso, Mpanau, Ngata Baru.

KARSA INSTITUTE adalah base line dari hasil pendataan sementara yang dilakukan oleh tim BEN.

Ke-enam Desa yang menjadi base line awal mendata 53 orang anak kusta dan penyandang disabilitas dari 50 orang yang ditargetkan sebagai penerima manfaat.

Pertemuan Sub-Cluster di awal program ini bertujuan menjadi wadah untuk menyamakan persepsi, memperkuat sinergi, mengidentifikasi hambatan, serta menyusun langkah kolaboratif yang akan mendukung pemenuhan hak dan kualitas hidup anak serta remaja penyandang disabilitas di Kabupaten Sigi.

Baca juga: BPKAD Banggai Tingkatkan Kompetensi Pengelola Barang Milik Daerah

Strategi yang dilakukan berbasis pendekatan mental social lingkungan mengedepankan sudut pandang penyandang disabilitas dan penderita kusta termasuk warga di lingkungan tempat tinggalnya.

Manager Program BEN, Floresius mengatakan pilihan usia dibawah 25 tahun mendorong dan mempersiapkan generasi muda penderita kusta dan penyandang disabilitas lebih mandiri, percaya diri dan mampu bersaing di masa mendatang.

"Ketika kita bicara Indonesia Emas 2045, harapannya mereka tidak ketinggalan dan terpinggirkan," jelasnya. 

Program BEN yang diluncurkan pada 3 November 2025 merupakan kerja sama antara KARSA Institute dan NLR Indonesia. 

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved