Sulteng Hari Ini

Ina Tobani, Maestro Kain Kulit Kayu Kulawi yang Menjaga Warisan 4.000 Tahun

Pengetahuan tentang pembuatan kain tradisional berusia ribuan tahun itu terus diwariskan masyarakat adat di Kulawi, Sulawesi Tengah. 

Penulis: Zulfadli | Editor: Fadhila Amalia
Handover
KAIN KULIT KAYU - Kain kulit kayu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia pada 2023. Pengetahuan tentang pembuatan kain tradisional berusia ribuan tahun itu terus diwariskan masyarakat adat di Kulawi, Sulawesi Tengah.  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM – Kain Kulit Kayu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia pada 2023. 

Pengetahuan tentang pembuatan kain tradisional berusia ribuan tahun itu terus diwariskan masyarakat adat di Kulawi, Sulawesi Tengah

Di antara para pewaris tradisi tersebut, nama Ina Tobani menjadi figur penting yang hingga kini tetap menjaga dan melestarikan warisan leluhur tersebut.

Baca juga: Wabup Sahid Ajak Pengunjung Festival Teluk Tomini 2025 Jaga Kebersihan Lingkungan

Ina Tobani telah menekuni kerajinan kain kulit kayu sejak lulus Sekolah Rakyat. 

Pada usia 84 tahun, maestro asal Tanah Kulawi itu masih aktif membuat kain kulit kayu dan menjadikannya sebagai sumber penghidupan utama.

“Saya sudah tua, dan sudah tidak diizinkan lagi ke kebun atau sawah. Jadi sekarang saya hanya membuat kain kulit kayu untuk dijual,” ungkapnya.

Hasil penjualan kain, baik berupa lembaran kain maupun pakaian adat, menjadi tumpuan ekonomi dirinya dan keluarga. 

Sebagai kepala keluarga, ia harus memenuhi kebutuhan hidup sekaligus merawat tiga anaknya yang kini dalam kondisi sakit. Di tengah keterbatasannya, Ina Tobani tetap menjaga tradisi yang telah bertahan lebih dari 4.000 tahun itu.

Baca juga: Kementerian ATR/BPN Raih Apresiasi BeritaSatu 2025 Kategori Inovasi Teknologi dan Layanan Publik

Sebagai maestro, Ina Tobani juga membentuk kelompok pengrajin di Desa Mataue, Kulawi

Kelompok ini aktif memproduksi dan mengikuti pelatihan pembuatan kain kulit kayu. 

Seluruh pelatihan yang ia berikan tetap gratis, menjadi bentuk kecintaan dan komitmennya terhadap kelestarian budaya, jauh dari orientasi keuntungan pribadi.

Dedikasi Ina Tobani selama lebih dari tujuh dekade membuatnya menjadi simbol pelestarian budaya lokal. 

Baca juga: Fraksi Perindo DPRD Donggala: APBD 2026 Harus Jadi Kontrak Sosial bagi Rakyat

Ketekunannya menjaga tradisi tidak hanya memastikan identitas masyarakat Kulawi tetap hidup, tetapi juga menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Sulawesi Tengah.

Melalui tangan-tangan terampilnya, warisan ribuan tahun itu terus berdenyut dan diwariskan kepada generasi penerus.(*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved