BPN Sulteng

Bukan Hanya bagi Petani, Kampung Reforma Agraria Desa Duyu Sulteng Juga Bantu Ekonomi Warga Sekitar

Dengan adanya kebun-kebun anggur yang lahir sejak Reforma Agraria masuk ke Desa Duyu, keadaan warga mulai bangkit.

Editor: Regina Goldie
HANDOVER
Program Kampung Reforma Agraria perlahan mengubah wajah Desa Duyu di Kota Palu, Sulawesi Tengah. 

TRIBUNPALU.COM - Program Kampung Reforma Agraria perlahan mengubah wajah Desa Duyu di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Pasca gempa 2018, warga desa tak banyak berkegiatan.

Dengan adanya kebun-kebun anggur yang lahir sejak Reforma Agraria masuk ke Desa Duyu, keadaan warga mulai bangkit.

Dari tanaman sederhana yang ditanam pasca gempa, petani Desa Duyu sedikit demi sedikit mulai menghasilkan pendapatan lebih.

Baca juga: Ops Zebra Hari ke-5, Satlantas Polres Sigi Sosialisasi Tertib Lalu Lintas di SMA Negeri 2 Sigi

Bukan hanya petani, warga sekitar juga merasakan langsung manfaat ekonomi yang sebelumnya sulit mereka bayangkan.

Salah satu yang merasakan perubahan itu adalah Vicky (30), Ketua Kelompok usaha Doyou Grape. Kelompok itu sudah membina sekitar 20 anggota yang isinya mayoritas ibu-ibu.

Bersama kelompoknya, ia memproduksi aneka olahan anggur hasil Kebun Anggur Duyu Bangkit, mulai dari keripik daun anggur, mie daun anggur, hingga selai dan sirup.

“Dulu ibu-ibu di desa banyak yang nganggur. Setelah jadi Kampung Reforma Agraria Duyu Bangkit yang menanam anggur, kami bentuk kelompok. Suka diajak BPN ikut pelatihan dari dinas, dan alhamdulillah sekarang bisa punya penghasilan,” ujar Vicky, Selasa (04/11/2025).

Baca juga: Gedung Baru RSUD Luwuk Tujuh Lantai, Legislator PDIP Ingatkan Risiko Gempa

Kelompok Doyou Grape berdiri pada 2021, setelah warga melihat pesatnya pertumbuhan kebun anggur di Desa Duyu. Produksi dilakukan di sebuah rumah sekretariat, sementara penjualan dilakukan berdasarkan pesanan.

Ketika ada undangan dari BPN dan dinas pemerintahan, mereka sering diundang untuk memamerkan sekaligus menjual produk olahan anggur.

“Kadang ada pesanan untuk oleh-oleh sampai dibawa ke Jawa,” ungkap Vicky.

Manfaat kampung anggur juga dirasakan Ibu Sartini (60), seorang ibu rumah tangga yang kini mengelola enam pohon anggur.

Baca juga: Persipal Palu vs Barito Putera, Tiket Laskar Antasari Puncaki Klasemen Grup Timur Championship

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved