Tolak Desakan Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Mandat Saya 5 Tahun

Kehadiran Gus Yahya guna menjawab desakan dari Syuriah untuk mundur dalam waktu tiga hari.

Editor: mahyuddin
HANDOVER
POLEMIK PBNU - Ketua Umum Pengurus Besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak untuk mundur sebagai ketum. Hal itu disampaikannya pascarapat tertutup dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Surabaya. 

TRIBUNPALU.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menolak untuk mundur sebagai ketum.

Hal itu disampaikannya pascarapat tertutup dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) di Surabaya.

Rapat tersebut berlangsung di Hotel Novotel Samator Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari.

Kehadiran Gus Yahya guna menjawab desakan dari Syuriah untuk mundur dalam waktu tiga hari.

Dalam rapat tersebut menetapkan sejumlah keputusan penting terkait pelaksanaan kelembagaan Perkumpulan NU dan dinamika internal organisasi.

Baca juga: Jokowi Bertemu Ketua Umum PBNU di Istana Saat Rakyat Demo, Bahas Izin Tambang dan IKN

Rapat yang dihadiri 37 anggota dari 53 Pengurus Harian Syuriyah itu berlangsung mulai pukul 17.00 hingga 20.00 WIB dan dipimpin langsung Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

Secara ketentuan organisasi, Gus Yahya mengatakan, hasil rapat harian Syuriah yang sebelumnya mendesak ia mundur, tak bisa jadi alasan. 

Dalam rapat tertutup itu, Gus Yahya menjelaskan persoalan yang terjadi belakangan ini. 

"Mereka saya persilakan untuk melakukan koordinasi di antara PWNU untuk membuat kesepakatan menyikapi apa yang sedang berlangsung ini. Mereka akan bekerja independen," kata Gus Yahya

"Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur. Mandat saya limat tahun dan akan saya jalani selama lima tahun, Insya Allah saya sanggup," tukasnya. 

Selain menyoroti soal surat, dalam rapat itu Gus Yahya mengatakan secara AD/ART, rapat harian Syuriah tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan pengurus apalagi mencopot jabatan ketua umum. 

"Kalau kemudian rapat harian Syuriah ini menyatakan atau membuat satu implikasi untuk memberhentikan ketua umum, maka itu tidak sah," tandas Gus Yahya

Gus Yahya merasa yakin gonjang-ganjing di internal ini akan segera kelar. 

"Insya Allah akan ditemukan jalan keluar yang baik untuk kemaslahatan bersama, untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Ini yang kita harapkan dan saya tidak akan berhenti untuk mengupayakan hal itu," ujarnya. 

Baca juga: Yayasan Matahari Bangsa Tanam Mangrove dan Gelar Konsultasi Hukum Gratis di Desa Pomolulu Donggala

Beberapa hari ini, internal PBNU memang tengah jadi sorotan. Ini setelah Gus Yahya diminta mundur dari jabatannya oleh internal di NU. 

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved