Sulteng Hari Ini

Cara Mulai Investasi Saham untuk Pemula dengan Modal Terjangkau

Ia juga menegaskan bahwa saham bukanlah perjudian, melainkan bentuk kepemilikan atas perusahaan yang sahamnya dibeli.

Editor: Regina Goldie

TRIBUNPALU.COM - Deputi Kepala Wilayah Kantor BEI Sulteng, Dewi Nur Q menjelaskan bahwa saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan modal atau penyertaan dalam suatu perusahaan. 

Dengan memegang saham, seseorang menjadi pemilik perusahaan dan berhak atas aset serta keuntungan, seperti dividen.

"Saham sekarang ini tidak memerlukan modal besar. Mahasiswa pun kini dapat membeli saham karena banyak pilihan yang terjangkau, dengan kualitas perusahaan yang baik, sesuai dengan preferensi investasi mereka," ujar Dewi Nur Q dalam Tribun Mo Tesa-Tesa, Selasa (24/11/2025)

Ia juga menegaskan bahwa saham bukanlah perjudian, melainkan bentuk kepemilikan atas perusahaan yang sahamnya dibeli.

Baca juga: Gubernur Sulteng Bahas Rencana Penerbangan Internasional Cina–Palu Bersama PT ICECC

Untuk membeli saham, investor harus membeli minimal 1 lot, yang setara dengan 100 lembar saham.

Artinya, jika harga saham suatu perusahaan Rp 1.000 per lembar, maka investor perlu menyiapkan dana sebesar Rp 100.000 untuk membeli 1 lot saham tersebut.

Ini adalah aturan dasar dalam transaksi saham di pasar modal Indonesia.

Dewi Nur Q mengingatkan bahwa saham di pasar modal Indonesia saat ini memiliki variasi harga yang terjangkau oleh mahasiswa, dengan kualitas perusahaan yang baik meskipun harga lembar sahamnya relatif murah.

"Saham sekarang ini tidak perlu mempunyai banyak modal. Sekarang ini mahasiswa pun bisa membeli saham karena banyak sekali saham yang terjangkau namun kualitas perusahaannya baik dan bisa sesuai dengan preferensi investasinya," ujar Dewi Nur Q.

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan, PT Vale Hadirkan Transformasi Pertanian Berbasis Inovasi di Kolaka

Sebelum memulai investasi, Dewi Nur Q menyarankan untuk memahami profil risiko yang dimiliki.

Profil risiko investor terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

  1. Konservatif: Investor yang mengutamakan keamanan modal, cenderung menghindari kerugian, dan memilih instrumen dengan risiko rendah seperti deposito atau obligasi pemerintah.
  2. Moderat: Investor yang mencari keseimbangan antara keamanan dan potensi pertumbuhan, bersedia menerima fluktuasi pasar dalam jangka menengah dengan alokasi dana di instrumen yang lebih berisiko.
  3. Agresif: Investor yang siap menghadapi fluktuasi pasar besar demi imbal hasil maksimal, cocok untuk investasi berisiko tinggi seperti saham individu atau reksa dana saham.
  4. Spekulatif: Investor yang siap mengambil risiko sangat tinggi untuk potensi keuntungan besar dalam waktu singkat, sering berinvestasi pada instrumen yang sangat volatil seperti kripto atau saham spekulatif.

    Untuk memulai investasi, langkah pertama adalah membuka rekening saham melalui perusahaan sekuritas yang terdaftar di OJK.

    Prosesnya meliputi pengunduhan aplikasi atau kunjungan situs web perusahaan sekuritas, pengisian formulir pendaftaran online, serta verifikasi identitas dan setoran dana awal ke Rekening Dana Nasabah (RDN).

    Baca juga: PGRI Palu Gelar Upacara Hari Guru di Kantor Wali Kota Besok Pagi

Dewi Nur Q juga menjelaskan bahwa pasar modal saham bersifat sangat dinamis, dengan fluktuasi harga yang cepat.

Oleh karena itu, investor perlu menentukan strategi investasi yang sesuai, tidak harus terpaku pada metode seperti Dollar Cost Averaging (DCA) atau nabung rutin setiap bulan.

Investor saham juga diingatkan untuk selalu memperhatikan laporan keuangan dan fundamental perusahaan yang sahamnya dimiliki. 

Indikator kesehatan perusahaan menjadi patokan penting dalam menentukan strategi investasi. 

Baca juga: Bupati Sigi Buka Bimtek dan Rakerda TP-PKK 2025–2030

Dewi Nur Q mengatakan bahwa bagi investor yang ingin terjun ke dunia pasar modal namun terkendala oleh terbatasnya waktu untuk melakukan analisis, reksa dana saham bisa menjadi solusi.

"Saham memerlukan waktu untuk analisis teknis. Namun, reksadana saham menjadi solusi praktis bagi investor yang ingin berinvestasi tanpa harus menganalisis keadaan perusahaan satu per satu," tambahnya.

 Dalam reksadana saham, investor menyerahkan modalnya kepada manajer investasi, yang akan memilihkan saham-saham terbaik berdasarkan analisis mereka. (*)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved