Virus Corona di Indonesia
Kisah Dokter RSUP Persahabatan Tangani Pasien Virus Corona: Ibaratnya Perang Dunia 3
dr. Mia Elhidsi menceritakan suka dan duka yang ia rasakan selama menangani pasien positif Covid-19 di Indonesia.
TRIBUNPALU.COM - Sebagai orang yang berada di garda terdepan dalam menghadapi wabah Virus Corona (Covid-19), para tenaga medis sangat riskan ikut tertular virus dari pasien yang mereka tangani.
Meskipun wajib mengurus pasien karena sudah menjadi tugas mereka, di sisi lain ketakutan juga kadang menyerang saat menangani pasien Covid-19.
Dokter spesialis paru RSUP Pershabatan, dr. Mia Elhidsi menceritakan suka dan duka yang ia rasakan selama menangani pasien positif Covid-19 di Indonesia.
• Jokowi: Wisma Atlet Kemayoran Siap Dijadikan Rumah Sakit Darurat dan Rumah Isolasi COVID-19
• Penjelasan Ahli Soal Kapan Wabah Virus Corona akan Berakhir dan Bagaimana Cara Memeranginya

"Ini ibaratnya perang dunia ketiga, dan kami sebagai tenaga kesehatan itu sebagai garda terdepannya," kata Mia.
Ia mengakui perasaannya campur aduk saat dirinya ditugaskan menangani pasien positif Covid-19.
Beban berat dirasakan Mia saat menghadapi pasien Covid-19, di sisi lain Mia merasa bahwa apa yang ia lakukan adalah demi kebaikan masyarakat Indonesia.
"Kita betul-betul merasa itu amanah yang sangat berat, tapi di satu sisi kita merasa itu suatu kehormatan," paparnya.
Mia lalu membandingkan kondisinya yang senantiasa berada di tengah bahaya, dengan orang-orang lain yang bisa berada di rumah, menerapkan social distancing atau pemisahan jarak sosial.
"Kami setiap hari justru dengan sadar, dengan sengaja kami mendatangi pasien-pasien yang positif Corona," katanya.
"Kita memang tangani, kita kontak, kita sapa, kita periksa bagaimana keadaannya, dan lain sebagainya."
Mia mengatakan sebagai tenaga medis, ia terhormat bisa ditugaskan menangani pasien Covid-19.
Tapi di sisi lain sebagai manusia biasa, rasa takut tak bisa ia pungkiri, Mia senantiasa khawatir akan keselamatan dirinya, dan keluarganya yang selalu menunggu kepulangannya di rumah.
"Di sisi lain kita juga manusia, punya keluarga di rumah, kita punya risiko tinggi untuk tertular, kalau kita positif, keluarga di rumah berisiko juga," tutur Mia.
Wabah Covid-19 diakui Mia berbeda dari wabah yang lain, saat menghadapi wabah ini, Mia mengakui ada rasa khawatir dan takut.
• Facebook Larang Iklan Hand Sanitizer dan Alat Tes Virus Corona untuk Cegah Kenaikan Harga
• Update Corona di Indonesia 20 Maret 2020: Pasien Positif 369 Orang, Korban Meninggal Jadi 36
Lihat videonya mulai menit awal: