Apa Itu Toxic Relationship? Berikut Penjelasan dan Ciri-cirinya agar Anda Bisa Terhindar
Istilah toxic relationship ini biasanya dijumpai dalam konteks suatu hubungan, baik hubungan percintaan, pertemanan, bahkan antar rekan di kantor.
Namun jika tidak ada yang mengalah, maka hubungan itu berada pada fase toxic.
Dimas mengatakan, tak hanya saling menyalahkan saja, tetapi juga saling menjatuhkan antara satu dengan yang lain.
"Saling nyalahin kalau ada masalah dan saling menjatuhkan,"
Tidak sampai disitu saja, toxic relationship juga tergolong susah untuk mengakui sebuah kesalahan.
Sehingga muncul kesulitan untuk meminta maaf.
Baca juga: Sosok Felicia Hutapea, Putri Hotman Paris yang Tegur Luna Maya di Medsos Bahas Gangguan Mental
Baca juga: Cara Cek Kesehatan Mental: Kapan Seseorang Harus Konsultasi ke Psikolog? Ini 7 Tanda Deteksi Dini
Baca juga: Berdampak pada Kesehatan Mental dan Mata, Berikut Bahaya Menatap Layar Komputer Terlalu Sering
3. Satu Pihak Mendominasi
Pemimpin memang dibutuhkan dalam sebuah kelompok pertemanan.
Hal ini bertujuan untuk menentukan pengambil keputusan tertinggi dalam suatu kelompok.
Namun jika terdapat satu pihak yang mendominasi dan tidak menoleransi orang lain, disitulah toxic relationship mulai berkembang.
"Semua harus ngikutin dia, nurutin dia," kata Dimas.
"Kalau nggak diturutin ngambek, marah terus nyindir-nyindir," sambung konten kreator yang juga alumni Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok tersebut.
Baca juga: Apa Itu Depresi dan Bagaimana Cara Mengatasinya? Berikut Penjelasan Psikolog Analis Widyaningrum
Baca juga: Dampak Psikologis Pertanyaan Kapan Nikah Menurut Ustaz dan Psikolog
Baca juga: Kondisi Psikologis Seseorang saat Ditanya Kapan Nikah? Psikolog: Bisa Menimbulkan Stress
4. Membuat Tekanan
Tertekan dalam hal ini adalah rasa takut untuk berpendapat ataupun bertindak dalam lingkungan pertemanan.
Rasa takut ini muncul akibat adanya seseorang yang mendominasi hubungan tersebut.
Efek dari ketakutan akan memunculkan karakter orang lain pada diri Anda.
"Akhirnya harus pura-pura jadi orang lain yang bukan diri sendiri," pungkas dimas.
Dimas juga memberikan tips untuk menghadapi pertemanan yang toxic.
Beberapa yang bisa anda coba antara lain kemauan untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan, saling mengevaluasi dan menjaga jarak atau interaksi seperlunya saja.
(TribunPalu.com/Hakim)